Selasa, 15 November 2011

Sejarah Perkembangan Sosiologi


1.Awal perkembangan sosiologi
  • Nama sosiologi diberikan oleh Auguste Comte, seorang filsuf Perancis yang hidup pada awal abad 19 (1798-1875)
  • Sebelum Auguste Comte antara lain ; Plato (429-347 SM), Thomas Morem, Campanela, dan Aristoteles.
  • Zaman Renaisance (1200-1600), Thomas More terkenal dengan UTOPIAnya dan Campanella yang menulis CITY OF THE SUN.
  • Auguste Comte sebagai pelopor sosiologi membagi tiga tahap perkembangan intelektual yaitu:
a.tahap teologi atau fiktif
b.tahap metafisika
c.tahap ilmu pengetahuan positif
2.Timbulnya sosiologi modern
  • Filsafat (MATER SCIANTRIUM) abad ke 20 oleh Emile Dukheim (1858-1917) dan pada tahun 1895 menulis Rule of Sosiological Method
  • Lalu dikembangkan oleh W.I. Thomas (1863-1947) dan Herbert Spencer (1176) mengenai teori evolusi social.
  • Sosiolog Amerika Lesterward (1883) dengan karyanya Dynamic Sosiology.
  • Max Weber (1884-1920) berpendapat bahwa studi ilmu social berdasar gejala dalam dunia bersama.
3.Sosiologi di Indonesia
  • Sebelum perang dunia II, ajaran para pujangga dan pemimpin Indonesia seperti Sri Paduka dari Surakarta “inter group relation”, Ki Hajar Dewantara dalam organisasi “taman siswa”, dan periode Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta Recht Hogeschool.
 Kekuatan sosial yang berperan dalam perkembangan teori sosiologi

1.     Revolusi Politik
    Berbagai peristiwa politik yang terjadi di Eropa yang diawali dengan Revolusi Perancis pada tahun 1789 memberikan semangat bagi para pemikir untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada masyarakat. Revolusi selain merubah tatanan politik juga membawa dampak yang begitu luar biasa bagi masyarakat. Serangkaian konflik dan peperangan menimbulkan kerugian yang luar biasa bagi masyarakat, terutama di Perancis. Pada saat itulah, para pemikir mencoba untuk merubah tatanan masyarakat yang tercerai berai menjadi lebih kondusif. Beberapa pemikir bahkan secara ekstrim ingin mengembalikan kondisi seperti pada abad-abad pertengahan. Namun beberapa pemikir lainnya mencoba mencari celah untuk mencari “tatanan masyarakat masa depan” yang lebih ideal. Perhatian utama para pemikir adalah pada isu “ketertiban sosial” yang kemudian dikenal dengan sosiologi klasik, dengan pemikir utama Comte dan Durkheim.

    2.    Revolusi industri dan kemunculan kapitalisme
    Selain revolusi politik yang melanda Eropa, revolusi industri juga turut memberikan warna pada lahirnya sosiologi. Revolusi industri ditandai dengan berubahnya corak produksi negara-negara Eropa yang semula bertumpu pada sektor pertanian berubah pada sektor industri. Revolusi industri muncul sebagai akibat dari lahirnya berbagai penemuan baru di bidang teknologi. Salah satu penemuan yang spektakuler adalah kemunculan mesin uap yang ditemukan oleh James Watt. Kapitalisme lahir ditandai dengan penguasaan aset produksi oleh sebagian kecil masyarakat, sedangkan sebagian besar masyarakat hanya dijadikan alat produksi sebagai buruh dengan tingkat keuntungan yang kecil. Kondisi ini memunculkan gerakan buruh yang menuntut kesejahteraan bahkan secara radikal seringkali berubah menjadi “pemberontakan buruh”. Pergolakan ini menjadi bahan kajian bagi para pemikir, antara lain Marx, Weber, Durkheim dan Simmel.
    3.    Kemunculan sosialisme
    Sosialisme dianggap sebagai musuh bebuyutan kapitalisme sehingga dapat dikatakan bahwa upaya penghancuran kapitalisme adalah melalui sosialisme. Marx adalah salah satu pendukung gagasan sosialisme, walaupun Marx tidak secara tegas akan mengambangkan sosialisme, namun dalam banyak tulisannya Marx mengkritik habis-habisan kapitalisme. Namun demikian pemikiran Marx ditentang oleh Weber dan Durkheim. Walaupun menyadari maslaah yang timbul seiring dengan kapitalisme, mereka lebih mengkhawatirkan isu sosialisme yang dibawa oleh Marx. Marx mencita-citakan tatanan masyarakat baru melalui revolusi sosial (gerakan buruh) yang dinilai oleh Weber dan Durkheim akan membawa permasalahan baru yang jauh lebih besar. Mereka berdua menawarkan solusi yang lebih soft berupa reformasi.
    4.    Feminisme
    Feminisme merupakan gerakan perempuan yang menuntut adanya persamaan hak dan keluar dari subordinasi yang dihasilkan oleh sistem sosial masyarakat Eropa. Gerakan buruh, persamaan hak perempuan, penghapusan perbudakan, kedudukan perempuan dalam hukum dan berbagai isu gender lainnya menjadi salah satu bahan debat yang menjadi perhatian utama para aktivis feminisme pada waktu itu.
    5.    Urbanisasi
    Revolusi industri mebawa permasalahan sosial baru berupa urbanisasi. Laju perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi sangat mengkhawatirkan demikian pula perubahan desa menjadi kota seiring perubahan sistem produksi. Migrasi desa kota membawa dampak pada penyesuaian pola perilaku masyarakat urban. Serangkaian permasalahan juga timbul ketika desa terkena dampak industrialisasi. Topik ini kemudia semakin berkembang ketika Amerika mulai terkena dampak revolusi industri. Chicago, sebuah kota di Amreika menjadi salah satu “laboratorium” yang mampu memberikan pencerahan bagi para pemikir untuk mengembangkan teori-teori sosiologi dan melahirkan mahdzab Chicago.
    6.    Perubahan keagamaan
    Kapitalisme tidak dapat lepas dari perubahan-perubahan dalam bidang keagamaan. Weber mencoba menelaahnya melalui tulisan yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Gerakan protestan yang berkembang pesat menjadi salah satu kajian yang menarik bagi sosiolog. Marx bahkan secara ekstrim mengkritisi masalah keagamaan ini.
    7.    Perkembangan ilmu pengetahuan
    Lahirnya sosiologi dibarengi dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Tidak mengherankan apabila beberapa pemikir mencoba menggunakan pendekatan-pendekatan ilmu pengetahuan alam. Namun demikian debat terjadi ketika beberapa ahli berargumen bahwa fenomena sosial tidak sama dengan fenomena alam.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar