Kamis, 30 Desember 2010

Pengaruh Teknologi dalam Menciptakan Bisnis


Teknologi dewasa ini berkembang begitu pesat dan beragam. Keberadaannya  kini telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Teknoogi menawarkan kehidupan yang lebih mudah, efisien, dan nyaman. Kini hampir tidak ada satupun area kehidupan yang tak mamanfaatkan teknologi mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Teknologi memiliki area yang amat luas sehingga tidak mudah untuk dikategorikan secara spesifik. Sukanto Reksohadiprodjo (1992) menjelaskan pada hakikatnya, perubahan teknologi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang, meliputi:
1.Bidang komputer
2.Bidang transportasi dan Komunikasi
3.Bidang energi dan sumber daya alam
4.Bidang proses produksi baru
Perkembangan teknologi di bidang komputer turut mempengaruhi kinerja intern perusahaan, terutama di bidang administrasi. Sitem database dapat dengan mudah mengklasifikasi data perusahaan secara detail dan akurat. Bahkan sistem ini juga dapat dimanfaatkan untuk absensi pegawai. Pada umumnya, sistem database mengambil peran penting dalam pendataan inventaris perusahaan. Kecanggihan komputer yang semula dikhawatirkan akan menambah jumlah pengangguran kini malah berlaku sebaliknya, yakni menambah kesempatan kerja. Hampir semua perusahaan besar kini butuh ahli komputer di bidang pendataan, informatika (pemrograman), serta tentunya teknisi komputer. Ini dikarenakan pentingnya keberadaan sumber daya teknologi yang menopang aktivitas perusahaan. Kemampuan komputer mangatasi soal-soal kompleks saat ini tidak bisa disangkal lagi amat membantu kinerja pegawai perusahaan. Pengolahan berbagai variabel yang akan mamakan waktu lama jika diselesaikan secara manual kini akan menjadi amat mudah dan cepat dengan komputer. Apalagi ditunjang kemajuan berbagai aplikasi analisa yang amat beragam. Banyak pilihan bagi perusahaan untuk menggunakan aplikasi mana yang cocok untuk kebutuhan perusahaan. Penyimpanan dan back up yang mudah juga menjadi nilai plus komputer. Kini tidak perlu lagi khawatir data hilang asal komputer tidak error. Kemajuan teknologi di bidang transportasi turut memudahkan perpindahan arus barang bagi sebuah perusahaan. Berbagai pelayanan kiki tersedia baik ddari jalur darat, laut, dan yang paling express yakni jalur udara. Anggaran transportasi kini menjadi salah satu hal yang paling diperhitungkan mengingat konsekuensi antara dana dan kecepatan yang kini semakin setara. Transportasi darat memiliki kelebihan berupa dana yang lebih murah. Transportasi laut memungkinkan pelayanan antarpulau dan kapasitas dalam jumlah besar. Transportasi udara yang kini menjadi primadona memiliki banyak kelabihan, antara lain fleksibilitas dan kecepatan, tapi tidak untuk besarnya kapasitas angkut dan biaya. Komunikasi menjadi bidang yang paling banyak diperbincangkan. Kemudahan akses akibat meluasnya jaringan internet telah menggeser keberadaan alat-alat seperti faksimile, telegram, atau pos. Fasilitas e-mail yang mudah, murah, dan menyenangkan dengan berbagai fitur menarik kini menjadi pilihan utama. Internet juga menjadi senjata ampuh untuk pemasaran, mengingat konsumsi publik yang semakin lama terus meningkat terhadap internet. Adanya jejaring-jejaring juga membantu mempermudah komunikasi baik antarkaryawan maupun jajaran direksi. Hubungan-hubungan informal kini dirasa lebih dibutuhkan karena dinilai lebih mempunyai efek untuk mempererat hubungan. Selain internet, TV dan radio tetap menjadi fokus konsumsi publik terbesar yang dimanfaatkan perusahaan terutama dan beriklan. Program TV yang makin beragam dan bermutu kini juga bisa disisipi kepentingan-kepentingan oleh pihak tertentu. Misalnya, acara otomotif yang digagas oleh perusahaan transportasi kini telah banyak menghiasi layar kaca. Menurut Sukanto Reksohadiprodjo (1992), usaha-usaha untuk mempertahankan keseimbangan anara penggunaan serta tersedianya sumber daya dalam menghadapi berbagai persoalan yang sifatnya teknis dan ekonomis. Kemungkinan saling mengganti antara sumber-sumber yang satu dengan yang lain sejatinya amat terbatas, namun perkembangan teknologi memungkin hal itu, walau terkadang dibutuhkan biaya yang amat tinggi. Satu hal yang dikhawatirkan dari pemanfaatan teknologi yang berlebihan adalah pencemaran lingkungan. Tak bisa dipungkiri, alat-alat teknologi lebih banyak berbahan anorganik (kimia) daripada bahan alami (organik). Emisi karbon juga amat besar, terutama pada alat-alat canggih seperti komputer, kendaraan bermotor, dan Pendingin Ruangan. Sehingga kini para ilmuan mulai mencari solusi untuk penggunaan teknologi ramah lingkungan yang digagas perusahaan-perusahaan maju, terutama dari jepang.

Pengaruh Teknologi dalam Menciptakan Bisnis

Peran dan dampak teknologi di bidang pemasaran

Teknologi Informasi sebagai tulang punggung manajemen supply chain, konsep manajemen supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI). Konsep menajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan yang terkait di dalam sebuah system bisnis. Semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam rantai tersebut, akan semakin kompleks strategi pengelolaan yang perlu dibangun. Dalam konteks bisnis, internet membawa dampak transpormasional yang menciptakan paradigma baru dalam berbisnis, berupa digital marketing atau internet marketing (cyber marketing, electronic marketing). Istilah internetisasi mengacu pada proses sebuah perusahaan terlibat dalam aktivitas-aktivitas bisnis secara elektronik (e-commerce atau e-bisnis), khususnya dengan memanfaatkan internet sebagai media, pasar, maupun infrastruktur penunjang. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat; hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang; juga jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Dengan teknologi informasi yang terkoneksi dengan jaringan internet global memberikan peluang dalam pemasaran produk atau jasa, dengan jaringan internet dan fitur web yang menarik merupakan salah satu alat promosi yang baik dan lebih murah terutama dalam bisnis jasa. Dalam konsep Good Governance dimana terdapat kesetaraan peran antara pemerintah, masyarakat dan swasta, mau tidak mau pemerintahpun harus menguasai dan mengembangkan teknologi informasi yang populer sekarang dengan sebutan E-Goverment. Pada prinsipnya peran teknologi dalam pemasaran adalah sebagai alat untuk mempermudah proses, dibalik itu tetap sumberdaya manusia dan strategi pemasaran memegang kunci utama.
Teknologi dalam pemasaran punya peran penting untuk meningkatkan eksistensi sebuah perusahaan atau suatu badan usaha. Pemasaran pada zaman sekarang ini, jika tidak ditunjang dengan adanya perkembangan teknologi yang maju tidak mungkin dapat dipasarkan secara maksimal. Peranan teknologi dalam pemasran yakni menunjang kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, serta kaitannya dengan mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Sehingga pemasaran  barang dan jasa dapat berjalan secara maksimal.

Dampak Teknologi Di Bidang Pemasaran
Suatu perkembangan teknologi dapat memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Namun, di sisi lain juga memiliki dampak dalam kehidupan manusia. Terutama kaitannya di bidang pemasaran yang terjadi dalam proses jual beli di suatu perusahaan atau badan usaha untuk mempromosikan produknya. Dampak dari teknologi di bidang pemasaran dapat berupa dampak positif atau yang membawa kemajuan, tetapi juga dapat berupa dampak negatif atau yang membuat kemunduran.
Salah satu dampak positif dari teknologi dalam kehidupan manusia, terutama di bidang pemasaran yakni proses penyampaian informasi secara cepat. Jika zaman dulu, dalam memasarkan produk harus menunggu beberapa minggu atau beberapa bulan baru tersampaikan. Tetapi, pada zaman sekarang ini, dengan kemajuan teknologi informasi para penjual maupun pembeli tidak perlu menunggu lama-lama untuk dapat melihat produk. Karena dapat diakses melalui sebuah jaringan internet maupun situs – situs terkait.
Dampak positif yang lain dari perkembangan teknologi adalah proses transaksi yang dapat berlangsung secara cepat. Tidak perlu antri lama – lama di kmtor pos untuk mengirim maupun mengambil uang. Adanya fasilitas ATM (Anjungan Tunai Mandiri) adalah salah satu sarana penunjang dalam sebuah kelancaran pemasaran barang dan jasa. Pengenalan produk barang dan jasa suatu perusahaan maupun badan usaha melalui media periklanan, baik itu media elektronik maupun media cetak. Seperti televisi, pemasangan iklan lewat internet yang saat ini banyak beredar. Dan media cetak seperti koran, majalah, buletin. Merupakan bukti adanya dampak yang berpengaruh baik atau positif bagi teknologi yakni dibidang pemasaran. Perkembangan teknologi yang terus berkembang membuat massyarakat dalam menjalankan kehidupannya menjadi semakin maju dan tidak gagap teknologi. Artinya dapat mengikuti perubahan zaman yang terjadi yang ditandai dengan adanya perubahan dan pengembangan teknologi yang berproses secara bertahap.
Dampak negatif atau dampak yang kurang baik bagi teknologi dibidang pemasaran salah satunya adalah adanya kesenjangan sosial. Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan ketidaksamaan pemerataan peranan teknologi sangat besar, karena perkembangan teknologi berkaitan erat dengan stratifikasi sosial. Dalam hal ini surplus ekonomi dalam kaitannya dengan pemasaran dianggap berkaitan erat dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian maka, penetapan teknologi rendah maupun teknologi tinggi sangat berdampak terhadap kesenjangan sosial.
Dampak negatif yang lainnya adalah dibidang sosial ekonomi teknologi.  Dalam hal ini, teknologi mungkin memiliki wajah yang revolusioner. Meskipun banyak pendapat mengenai peran teknologi dalam masyarakat, namun satu hal yang pokok bahwa teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat mengubah tatanan suatu masyarakat sehingga memiliki wajah yang lain sama sekali. Dikatakan demikian karena dulu ketika ditemukan teknologi peleburan besicangkul, dan baju, lahirlah revolusi pertama dalam sejarah manusia, yaitu pertanian. Dan ketika mesin uap ditemukan dan kemudian menjadi motor penggerak mesin-mesin di pabrik, lagi-lagi teknologi menjadi salah satu faktor terjadinya revolusi industri.
Namun dari segi-segi tertentu, teknologi telah membuat  perubahan bentuk maupun kapasitas  sehingga menghilangkan ciri khas personal dalam sebuah produk. Dampak sosial teknologi jauh sekali terasa bila melalui proses alih teknologi. Penggunaan sebuah teknologi baru (yang belum tentu sesuai dengan karakter lokal) menuntut penyesuaian struktur sosial budaya dengan cepat. Akibatnya, masyarakat tersebut akan mengalami suatu kondisi kritis yang dapat berujung pada sebuah kelompok atau kesatuan baru, mungkin malah terjadi perselisihan atau perpecahan. Kenyataan menunjukkan bahwa kepentingan ekonomi dan politik sangat mempengaruhi penerimaan alih teknologi, termasuk di dalamnya kepentingan ekonomi dan praktek dari negara pengalih teknologi.

Rabu, 29 Desember 2010

Karakteristik Asing Mempengaruhi Bisnis Internasional

Perdagangan luar negeri pada era globalisasi sekarang ini merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh suatu negara, karena tanpa itu suatu negara tidak akan mampu untuk dapat bertahan. Perdagangan luar negeri merupakan suatu sarana dan stimulator penting bagi pertumbuhan ekonomi, yaitu: memperbesar kemampuan konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia dan memberikan jalan bagi pasaran produk-produk seluruh dunia, yang tanpa melalui perdagangan tidak akan mungkin dapat bagi negara-negara miskin untuk berkembang.
Peranan perdagangan luar negeri dalam proses pembangunan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dapat meningkatkan pendapatan, membuka kesempatan kerja, meningkatkan penghasilan devisa, mentransfer modal dan teknologi dari luar negeri, dan dapat mengembangkan industri baru didalam negeri atau usaha industrialisasi (Muchtar et al,1992). Disamping itu, perdagangan luar negeri juga menyebabkan terjadinya perubahan dari beberapa variabel dalam sektor ekonomi yang akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut (Masrizal, 1993).
Salah satu bentuk perdagangan luar negeri tersebut adalah ekspor, dimana ekspor memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi, terutama bagi negara-negara berkembang. Industri ekspor merupakan sektor yang menjadi landasan bagi perkembangan produktifitas, kemudian produktifitas ini berangsur-angsur menjalar keseluruh sektor ekonomi.
Perkembangan ekspor ini menjadi bagian utama dari substansi 2 perspektif ekonomi yakni, perspektif ekonomi makro, dimana kegiatan ekspor memungkinkan ekonomi nasional menjadi lebih baik untuk memperbesar cadangan valuta asing, menyediakan lapangan kerja, menciptakan backward dan forward linkages, dan akhirnya mencapai sebuah standar hidup yang lebih tinggi (Czinkota, Rivoli, Ronkainen,1992). Sedangkan dari perspektif mikro, kegiatan ekspor dapat memberikan sebuah competitive advantage bagi perusahaan individual, meningkatkan posisi financial perusahaan, meningkatkan kegunaan kapasitas, dan menaikkan standar teknologi (Terpstra dan Sarathy,1994).
Dalam melakukan kegiatan ekspor ini, suatu perusahaan dapat melakukan transfer barang dan jasa melewati batas-batas negara dimanapun yang merupakan tujuan dari ekspor perusahaan tersebut. Kegiatan ekspor juga mempertimbangkan persoalan pasar luar negeri, terutama diantaranya perusahaan kecil dan menengah, yang akan mengurangi resiko bisnis, dimana komitmen terhadap sumber daya yang sedikit dan tingginya fleksibilitas aksi yang ditawarkan (Young et al, dalam Leonidou, 1996).
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi perusahaan ekspor di Sumatera Barat selama ini dalam mendorong perdagangan ekspornya.
Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan luar negeri timbul karena pada hakekatnya tidak ada satupun negara didunia ini yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya (Deliarnov,1995).
Teori Keunggulan Absolut (Keunggulan Mutlak) dari Adam Smith mengemukakan bahwa setiap negara akan melakukan spesialisasi terhadap dan ekspor suatu jenis barang tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolute (absolute advantage), dimana tidak memproduksinya lebih efisien dibandingkan negara lain. Teori ini menekankan efisiensi dalam penggunaan inputnya, misalnya tenaga kerja, didalam proses produksi sangat menentukan keunggulan atau tingkat daya saingnya. Tingkat daya saing ini diukur berdasarkan nilai tenaga kerja yang sifatnya homogen (Boediono,1994).
Menurut Teori Keunggulan Komparatif dari Mill (dalam Boediono, 1994) beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) terbesar, dan akan mengkhususkan diri pada impor barang bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif (comparative disadvantage). Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang, makin mahal barang tersebut (Nopirin, 1991).
Sedangkan teori modern tentang perdagangan internasional menurut Hecksher dan Ohlin adalah faktor proporsi menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan faktor produksi yang dimilikinya (Boediono.1994). Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan mengekspor barang-barang yang lebih intensif dalam faktor-faktor yang berlebih. Oleh karena itu, teori ini menekankan peranan yang saling berkaitan antara bagian-bagian dimana faktor-faktor yang berbeda dalam produksi dapat diperoleh diberbagai negara dan proporsi-proporsi dimana mereka dipergunakan dalam memproduksi berbagai macam-macam barang (Hadis,1996).
Kemudian teori Hecksher-Ohlin ini disempurnakan oleh Samuelson yang banyak mempopulerkan dan mengembangkan teori ini. Sehingga lebih dikenal dengan teori perdagangan modern Hecksher-Ohlin-Samuelson (H-O-S). Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif berlimpah secara intensif, dan mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi secara intensif dimana barang tersebut relatif langka. Berdasarkan teori ini suatu negara akan mendapatkan manfaat dari perdagangan internasional yaitu meningkatnya kesejahteraan (welfare) penduduknya (Bachtiar,1990).
Sedangkan Porter (dalam Simamora, 2000) mengemukakan tesis bakunya yang dikenal dengan “Berlian Porter” bahwa terdapat empat atribut dari sebuah negara yang membentuk lingkungan dimana didalamnya perusahan-perusahaan lokal bersaing.
Karakteristik perusahaan lebih mudah dikontrol oleh pihak manajemen perusahaan dibandingkan dengan faktor lingkungan. Karakteristik perusahaan akan menentukan keunggulan komparatif perusahaan. Karakteristik perusahaan terdiri dari ukuran perusahaan, pengalaman ekspor, kemampuan dalam perdagangan internasaional, hal ini akan mempengaruhi kinerja ekspor perusahaan tersebut. Hasil studi menunjukan bahwa kinerja ekspor yang tinggi sangat dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan (Baldauf et al. 2000).
Motif dari pihak manajemen sangat mempengaruhi kinerja ekspor suatu perusahaan. Motif manajemen ini terdiri dari dua bagian, yaitu motif proaktif dan motif reaktif. Motif proaktif adalah rangsangan keterlibatan dalam aktivitas perdagangan internasional, hal ini disebabkan oleh besarnya permintaan terhadap produk ekspor di negara – negara industri. Biasanya produk yang diekspor merupakan komoditi primer
Sedangkan motif reaktif adalah usaha perusahaan dalam merespon perubahan lingkungan, misalnya laba, kekhasan produk, pajak dan biaya produksi (Baldauf, et al, 2000). Motif ini lebih dilandasi oleh kelebihan produksi perusahaan dimana melakukan perdagangan ekspor disebabkan oleh telah terpenuhinya pasar domestik. Menurut Pavord dan Bogard (Schlegelmilch,et al, 1988) menyimpulkan bahwa motif dasar untuk mengekspor adalah telah dipenuhinya pasar domestik dan menghasilkan perhatian manajer senior mengenai penurunan penjualan domestik. Sedangkan Simpson (Schlegelmilch,et al, 1988) menemukan bahwa tindakan melakukan ekspor merupakan sebagai alat untuk meningkatkan keuntungan ketika terjadinya permintaan domestik mengalami penurunan.
Adapun yang menjadi fokus dari kajian ini dilihat dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor ekternal terdiri dari kebijaksanaan pemerintah, sosial budaya, dan politik. Sedangkan dari faktor internal terdiri dari ukuran perusahaan, pengalaman ekspor, motif proaktif, motif reaktif dan strategi efisiensi biaya. Kedua faktor ini merupakan independent dari penelitian ini. Untuk dependent variabelnya adalah kinerja perusahaan .
Keterkaitan antara faktor eksternal dan faktor internal perusahaan mempengaruhi kinerja ekspor yang terdapat di Sumatera Barat. Dari semua variabel dari faktor eksternal dan internal ini, perusahaan di Sumatera Barat dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kinerjanya selama ini.
Adapun yang menjadi fokus dari kajian ini dilihat dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor ekternal terdiri dari kebijaksanaan pemerintah, sosial budaya, dan politik. Sedangkan dari faktor internal terdiri dari ukuran perusahaan, pengalaman ekspor, motif proaktif, motif reaktif dan strategi efisiensi biaya. Kedua faktor ini merupakan independent dari penelitian ini. Untuk dependent variabelnya adalah kinerja perusahaan .

Senin, 27 Desember 2010

Koperasi Sukses

Pasar Jakabaring, potret sukses koperasi 

Al-Hidayah diharapkan perpendek rantai distribusi
Risman sebelumnya berjualan cabai di lapak kotor dan tak nyaman di Pasar 16 Ulu,
Palembang. Seperti halnya Ratna yang berjualan buah, Risman sejak sebulan lalu pindah ke
kios yang nyaman dan bersih di Pasar Buah Jakabaring.
Pasar Buah Jakabaring merupakan pasar baru yang mulai dibangun pada September 2007,
dan diresmikan operasionalnya oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali pada
Maret 2009.
Menariknya, pembangunan dan pengelolaan pasar dengan 320 kios di atas areal 1,8 ha ini
ditangani oleh Koperasi Al-Hidayah. Total dana investasinya tidak kurang dari Rp16,5 miliar.
Sumber dananya dari anggota Rp10 miliar. Di samping itu, dana guliran dari program pembangunan Pasar Alang-alang Lebar (BMT Tarbiyah) Rp600 juta dan Pasar Ritel Jakabaring (KSU Tunas Baru) Rp1,8 miliar. Ini merupakan pengembalian dana yang digulirkan Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada
2004. Tak hanya itu, program yang didukung APBD Pemkot Palembang sebesar Rp1,6 miliar ini berhasil menarik dukungan pinjaman Bank Syariah Mandiri Rp2,5 miliar. Koperasi Al-Hidayah didirikan pada 1997 beranggotakan 300 orang pedagang. Pada 2007, koperasi yang awalnya hanya mengurusi usaha simpan pinjam ini dipercaya menangani pembangunan dan pengelolaan Pasar Buah Jakabaring. "Kami memberikan cicilan murah untuk kepemilikan kios, dan membantu mereka mendapatkan pinjaman perbankan," kata Ketua Koperasi Al-Hidayah Trisno. Pada tahun pertama koperasi yang kini memiliki 50 orang karyawan itu menargetkan pendapatan jasa pengelolaan pasar Rp3 miliar. "Target kami pinjaman bisa dikembalikan dalam 5 tahun, lebih cepat dari masa kontrak 8 tahun." Volume penjualan buah-buahan di pasar ini sekitar 75 ton-100 ton per hari. Seperti Pasar Ritel Jakabaring yang beroperasi lebih dulu, aktivitas Pasar Buah Jakabaring mulai ramai pukul 19.00 WIB hingga subuh.
Keberadaan pasar ini semakin penting, bukan saja karena kebutuhan buah-buahan semakin meningkat, melainkan juga kebutuhan perlindungan dan jaminan pasar bagi buah lokal. Apalagi, buah impor semakin mendominasi di pasar domestik, karena rantai distribusi buah lokal panjang dan tidak efisien untuk menghasilkan buah berkualitas dan harga bersaing. Mata rantai yang panjang berimbas di sektor hulu. Para pedagang besar menekan harga di tingkat petani karena mahalnya biaya distribusi. Nah, Koperasi Al-Hidayah diharapkan mampu memperpendek rantai distribusi itu. Kepala Dinas Perindustian dan Koperasi Pemkot Palembang, H. R. Wantjik Badaruddin mengatakan kunci sukses pengembangan pasar tradisional berkonsep modern ini terletak pada keseriusan koperasi dan dukungan pemerintah.

Peran koperasi

Konsep pelibatan koperasi pengembangan pasar tidak hanya dalam pembiayaan, tetapi juga pelatihan dan pembinaan bagi pengurus koperasi dan pedagang. Palembang yang berpenduduk 1,7 juta jiwa baru memiliki 23 pasar, masih jauh dari ideal. "Kami melihat keseriusan koperasi untuk mewujudkan pasar hingga menjadi 60 unit," ujar Kasie Koperasi Dinas Perindakop Kota Palembang Yohanes Susanto. Sebelum Pasar Buah Jakabaring, dua pasar lain di Kota Palembang yang dikembangkan oleh koperasi adalah Pasar Ritel Jakabaring dan Pasar Alang-alang Lebar. Asisten Deputi Urusan Sarana dan Prasarana Pemasaran Kementerian Negara Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi mengatakan koperasi mampu membangun kebersamaan dan membuktikan kekuatannya dalam proses pembangunan pasar tradisional. Ini menambah keyakinan bahwa bantuan penguatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM telah berfungsi sebagai stimulan, yang mampu merangsang dukungan pemda, kesadaran koperasi dan anggotanya, maupun perbankan, sehingga terhimpun dana yang mencukupi untuk pengembangan ekonomi kerakyatan.

Pengaruh Pemerintah untuk Mengatasi Kondisi Ekonomi

Peningkatan modal sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penghimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi produktif yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal dalam negeri serta penimgkatan volume perdagangan luar negeri melalui ekspor guna menambah cadangan devisa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dijabarkan dalam variabel-variabel ekonomi yang meliputi penciptaan kesempatan kerja, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), dan menekan laju inflasi. Ketiga tujuan ekonomi tersebut merupakan sarana dari kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah. Ketiga sasaran kebijakan ekonomi tersebut kadang satu dengan yang lainnya saling bertentangan ( trade-off ), dalam arti jika diterapkan suatu kebijakan ekonomi untuk mencapai salah satu sasaran, maka akibat kebijaksanaan tersebut justru menjauhkan dari sasaran yang lain. Sebagai contoh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan pada harga umum atau menyebabkan terjadinya inflasi.
Kebijakan moneter merupakan salah satu kebijaksanaan pemerintah yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Apabila pemerintah memandang bahwa tujuan pembangunan ekonomi tidak seperti yang diharapkan, misal adanya pengangguran yang cukup tinggi, inflasi atau defisit dalam neraca pembayaran, maka perlu adanya tindakan stabilisasi untuk menghilangkan dan mengurangi pengangguran, menekan inflasi dan defisit neraca pembayaran.
Salah satu alat kebijakan ekonomi adalah easy money policy yang diharapkan dapat menciptakan kemudahan dalam memperoleh kredit perbankkan untuk investasi. Kemudian yang diciptakan ini akan berakibat pada meningkatnya permintaan barang-barang investasi dan juga barang-barang konsumsi. Meningkatnya permintaan ini akan mengakibatkan kecenderungan kenaikan harga-harga umum atau mengakibatkan adanya inflasi. Demikian pula sebaliknya, kebijakan untuk menekan laju inflasi dapat mengakibatkan terlambatnya laju pertumbuhan, dengan menerapkan kebijakan uang ketat. Kebijakan uang ketat ini akan ditandai dengan meningkatnya suku bunga perbankkan yang cukup tinggi. Tingkat suku bunga yang cukup tinggi akan mengakibatkan lemahnya laju pertumbuhan ekonomi dan laju penciptaan kesempatan kerja.
Keadaan ini disebabkan karena suatu kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan tidak lepas dari perilaku pelaku-pelaku ekonomi. Setiap pelaku-pelaku ekonomi akan mempunyai respon yang berlainan terhadap adanya kebijakan ekonomi. Pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian dapat dibagi dalam sektor rumah tangga yang tercermin dalam perilaku konsumen ( C ), sektor bisnis yang tercermin dalam pola perilaku investasi ( I ), sektor pemerintahan yang tercermin dalam campur tangan pemeritah dalam perekonomian baik secara langsung melalui pengeluaran pemerintah ( G ), maupun tidak langsung yaitu melalui penarikan pajak ( TX ), dan pemberian transfer payment ( TR ), sektor luar Negri yang tercermin dalam perilaku ekspor ( X ) dan impor ( M ). Keempat sektor tersebut lebih dikenal dengan sebutan sektor riil.
Jika sektor swasta ikut menyediakan sarana dan prasarana, maka akan menyebabkan tingginya biaya produksi untuk barang-barangnya dan akibatnya akan menjadikan harga barang menjadi tinggi. Akibat selanjutnya, barang tidak terjual dan perusahaan akan mengalami kerugian. Dengan demikian pemerintah dituntut untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk memperlancar perekonomian.
Sektor pemerintah selama ini masih dianggap sebagai leading sektor yang mampu memberi dorongan kuat terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Peranan pemerintah dalam perekonomian tersebut dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Selain sektor riil yang telah disebutkan diatas, masih ada sektor lain yang juga ikut berperan dalam perekonomian, yaitu sektor moneter. Sektor moneter ini menyangkut perilaku pasar uang yang akan berkaitan dengan sumber dana yang dibutuhkan secara riil. Sektor moneter ini menyangkut perilaku masyarakat dalam menawarkan uang. Perilaku masyarakat dalam meminta uang tergantung pada motif orang yang memegang uang. Sedang perilaku pemerintah dalam menawarkan uang tergantung pada kondisi perekonomian secara umum dan sesuai dengan arah kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh pemerintah.

Pengaruh Pemerintah untuk Mengatasi Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi di Negara kita sedang mengalami krisis yang cukup memusingkan para pejabat Bangsa ini, apalagi dengan adanya bencana alam yang sedang melanda Bangsa ini. Kondisi ekonomi pun semakin kacau dengan situasi politik yang tidak menentu dan banyaknya koruptor di Negara ini, yang menyebabkan krisis ekonomi di Negara Indonesia ini. Maka dari itu pemerintah harus mengatasi ekonomi saat ini sebelum semuanya semakin memusingkan Negara ini. Dibawah ini akan di jelaskan bagaiman pemerintah mengatasi kondisi ekonomi saat ini.

  • Pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi dampak negative dari krisi ekonomi tersebut, terhadap kelompok penduduk yang berpendapatan rendah atau rentan.
  • Kedua pemulihan pembangunan ekonomi agar pertumbuhan semakin membaik.
  • Ketiga memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan
  • Keempat mendukung ekspor
  • Kelima memperluas lapangan kerja
  • Keenam memperbaiki sistim distribusi agar berfungsi secara penuh dan efesien
  • Ketujuh penghapusan berbagai praktek monopoli

Semoga dengan mengatasi kondisi ekonomi Negara ini bisa semakin makmur dan tidak ada lagi orang yang kelaparan. Kita harus menjaga perekonomian Bangsa ini dengan baik, jangan menambah semakin buruk.

Perhatian Pemerintah dalam Mengatasi Permasalahan Serikat Pekerja saat ini

Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Widianto mengatakan pihaknya mengidentifikasi empat masalah dalam penyerapan tenaga kerja.
“Identifikasi pertama kompetensi tenaga kerja. Sekarang kondisinya kalau sertifikasi balai latihan tenaga kerja tidak bisa diidentifikasi oleh investor.
Untuk itu, pihaknya akan memperbaiki sertifikasi dan kurikulumnya dan dalam 100 hari ke depan sudah bisa dilakukan.
Kedua, terkait dengan peran pemerintah dalam pengiriman tenaga kerja keluar negeri.
Untuk memperbaiki hal itu, pihaknya mengharapkan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) dan Departemen Tenaga Kerja dapat berjalan beriringan.
“BNP2TKI harus bersama-sama dengan Depnaker, jangan cekcok. Tidak usah disatuin lagi. Teknis BNP2TKI, yang besar.
Ketiga, terkait dengan hubungan industrial, perundingan harus bisa dijalankan secara bipartit (dua pihak).
Sekarang sudah ada mekanisme bipartit sehingga perlu dioptimalkan.
Ia mengatakan, mekanisme untuk penyelesaian persengketaan antara perusahaan dengan pekerja seharusnya diselesaikan bipartit namun tidak menutup kemungkinan melibatkan mediator termasuk pemerintah.
Sementara untuk isu-isu besar, maka dapat dijalankan mekanisme tripartit.
“Karena antara pemberi kerja dan pekerja, masalahnya sekarang sudah ada, kalau terjadi sengketa bisa gunakan mediator, pemerintah. Untuk tripartit untuk masalah-masalah besar dan bipartit untuk masalah perusahaan”.
Keempat terkait regulasi ketenagakerjaan. Menurut dia, regulasi ketenagakerjaan banyak yang diminta untuk diubah.
Salah satunya terkait dengan tenaga kerja kontrak (outsourcing).
Ia mengatakan, tenaga kerja kontrak seharusnya juga mendapatkan hal yang sama dengan perkerja tetap.
“Tenaga kerja kontrak (outsourcing) harus mendapat perlindungan tenaga kerja yang sama. Kalau pekerja kontrak bekerja pada perusahaan lain, haknya harus dipenuhi.

Penyalahgunaan Koperasi

Koperasi Simpan Pinjam“Bank Keliling” Perampas Harta Rakyat


Koperasi sebagai wadah untuk mensejahterakan dan membangun perekonomian masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kenyataannya Koperasi simpan pinjam seperti ini mulai jarang ditemukan benar-benar 100% murni Koperasi seperti diatas.
Dikutip dari wikipedia yang menjelaskan koperasi sebagai badan hukum Koperasi berbentuk Badan Hukum sesuai dengan Undang-Undang No.12 tahun 1967 ialah: “Organisasi Ekonomi Rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan asas kekeluargaan.
Mudahnya mendapatkan sertifikasi legalitas badan hukum, yang rentan penyalahgunaan wewenang semestinya dan digunakan oleh oknum tertentu untuk mengeruk harta kekayaan dari masyarakat dengan berkedok koperasi simpan pinjam.alias“Bank Keliling”,
Koperasi simpan pinjam “Bank Keliling” beroperasi sejak lama Melihat keberadaan koperasi simpan pinjam ‘Bank Keliling” berlawanan dengan Prinsip dan azas Koperasi.
Koperasi Simpan Pinjam “Bank Keliling”sudah menjamur dan menyebar ke pelosok desa di Indonesia. Realitas Pemerintah belum sanggup untuk memberantas rentenir modern berkedok koperasi simpan pinjam ini.
Bank keliling memberikan bunga kepada setiap nasabah cukup tinggi sekitar 20%-60%, Bunga ini melampui penetapan  bunga  perbankan sekitar 2%-3%/ bulan  . Meminjam uang di Bank keliling lebih mudah dari perbankan. Ini celah yang harus diperbaiki dalam sistem peminjaman lembaga keuangan. Rata-rata rakyat kecil tidak bisa meminjam kepada pihak perbankan beralasan karena adanya perlu jaminan yang diserahkan kepada pihak perbankan dan Pemerintah harus mau merombak sistem peminjaman dan membentuk lembaga keuangan yang membantu rakyat kecil mendapatkan pinjaman. Dan rakyat kecil hanya meminjam uang untuk  keperluan kebutuhan sehari-hari.
Pemerintah belum tindakan pasti tentang pemberantasan koperasi simpan pinjam (Bank Keliling). sekarang menunggu sebuah keputusan dikeluarkan oleh pemerintah untuk memajukan peranan perekonomian masyarakat khususnya rakyat kecil dan bagaimana tidak, Pemerintah belum melakukan tindakan pasti terkait Koperasi simpan pinjam alias Bank keliling. adanya Bank keliling sudah bukan rahasia umum melainkan realita yang ada di masyarakat dimana kemiskinan masih menjadi polemik berkesinambungan. Ironis sekali, Indonesia sebagai negeri kaya raya hasil alam dan bumi, masyarakatnya masih dijajah dalam Perekonomian.
Langkah tepat untuk mengurangi dan mencegah terjadi penyalahgunaan koperasi simpan pinjam adalah tidak memberikan dan mengeluarkan izin pendirian koperasi simpan pinjam ,Secara mudah dan perlu pengkajian ulang. sebelumnya koperasi simpan pinjam terlanjur sudah melakukan penyalahgunaan wewenang langsung saja proses secara hukum yang berlaku di Indonesia. Semoga Indonesia semakin maju dan nasib rakyat kecil semakin baik.

Selasa, 21 Desember 2010

Penyalahgunaan Koperasi

Catatan jumlah kasus penipuan pada tahun 2008 yang berkedok arisan motor kembali marak di beberapa kota seperti di Brebes, Wonosobo, Semarang, dan Tegal. Tidak sedikit jumlah korban yang merasa dirugikan. Total kerugian bahkan mencapai angka Rp. 2 milyar – Rp. 28 milyar lebih.

Kasus penipuan terbaru di tahun 2008 ini adalah CV. Sukma di Semarang dan Wonosobo, serta CV Jamina di Tegal. Di mana kedua perusahaan tersebut sama-sama menjanjikan program pelunasan kredit kendaraan bermotor dengan modus yang hampir sama yaitu, katakanlah si Paijo bergabung dengan menyetorkan uang sebesar Rp. 700.000 dan tergantung paket yang diambil (istilahnya begitu), kemudian langkah berikutnya Paijo harus mengajak 2 orang dan 2 orang yang sudah di rekrut Paijo juga harus mengajak 2 orang lagi.

Dengan sistem tersebut, baik CV Sukma maupun CV Jamina menjanjikan Paijo uang dalam bentuk subsidi sebesar Rp 500.000 setiap bulan selama 26 bulan berturut-turut kepada nasabah sebagai bantuan kredit motor, bahkan menjanjikan subsidi Rp 9 juta pada bulan ke-9.

Kasus peniupuan CV Jamina dan CV Sukma mulai terbaca ketika perusahaan tersebut gagal bayar kepada nasabahnya yang dijanjikan sesuai dengan haknya sebanyak puluhan ribu nasabah. Hingga saat ini kasus tersebut masih diselidiki oleh aparat.

Berdasarkan pengamatan di lapangan masih banyak jenis penipuan dengan modus yang sama namun mulai dengan beragam variasinya. Yang sudah tercium lagi oleh aparat hukum adalah PT. Sinar Mas di Brebes dengan konsep sama namun dengan sistem kocok (arisan).


supercar,cars used,cheap rental car,rental car discounts,car audioSLAWI – Lagi, penipuan berkedok investasi terjadi. Kali ini, puluhan nasabah mendatangi Kantor CV Jamina di Jalan Raya II Adiwerna, Desa Ujungrusi, Kec Adiwerna, Kab Tegal, untuk menanyakan nasib dana yang telah diinvestasikan di perusahaan multi level marketing (MLM) itu.

Mereka mengaku tidak mendapatkan angsuran keuntungan yang dijanjikan Jamina dan juga tidak bisa menarik kembali dana yang mereka setorkan. Darmawon (50), salah seorang nasabah CV Jamina mengatakan, dia telah menginvestasikan Rp3,8 juta sejak November lalu untuk mengambil kredit sepeda motor Honda Mega Pro.

Oleh perusahaan, dirinya dijanjikan akan mendapat keringanan setiap bulannya berupa cicilan pembayaran hingga pelunasan kredit. Tapi hingga dua bulan dia belum mendapat angsuran dari CV Jamina. “Saya malah didenda terus oleh pihak lising, karena terlambat membayar setoran motor,” kata Darmawon saat mendatangi CV Jamina, Slawi.
Nasabah lain, Miftah mengatakan, pencairan angsuran sudah macet sejak beberapa bulan lalu. Pihak perusahaan, kata dia, menjanjikan pencairan angsuran paling lambat 31 Januari. “Bulan ini seharusnya pelunasan, tapi tidak ada kejelasan,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur CV Jamina Hamid ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler tidak aktif. Begitu juga saat didatangi di rumahnya di Desa Pecangakan No.45 RT 2 RW 1, Kec Adiwerna. Rumah bercat putih dengan pagar besi merah muda itu tampak kosong.

40.000 Nasabah Kehilangan Uang

Penipu Berkedok Arisan Kredit Ditangkap Polisi

SEMARANG, KOMPAS – Empat puluh ribu nasabah CV Sukma tertipu dengan manajemen arisan perusahaan tersebut. Hingga kini mereka belum menerima uang yang dijanjikan diberikan secara berkala. Padahal uang bernilai Rp 28 miliar masih disimpan di CV tersebut. Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Semarang Agus Rohman, Direktur CV Sukma Ayus Aditia Murwendayoko (26) ditangkap Polwiltabes Semarang, Jumat (18/4) dengan tuduhan Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Enam karyawan CV Sukma dipanggil sebagai saksi. Agus mengemukakan, selama ini CV Sukma sudah mendapat uang senilai Rp 28 miliar dari sekitar 40.000 nasabah yang tersebar di Jawa Tengah. “Ada tiga korban yang melapor, yaitu Agus Prasetyo, Mujiono, dan Turyani. Total kerugian mereka sekitar Rp 320 juta,” kata Agus. Bantuan kredit

Dalam pemeriksaan tersebut, terungkap bahwa CV yang berdiri sejak Februari 2006 ini tidak bisa meneruskan bantuan kredit ke nasabah karena roda arisan terbawah macet. Menurut karyawan CV Sukma sekaligus saksi kasus ini, Meine Maria Mangare (20), bantuan kredit kepada nasabah berhenti sejak Juni- Agustus 2007.

CV Sukma yang terletak di Jalan Lamper Mijen, Kota Semarang, ini memakai sistem arisan untuk melunasi sejumlah kredit yang ditanggung nasabah. Mulanya nasabah cukup membawa uang Rp 700.000 untuk mendaftar dengan membawa dua orang yang mau dijadikan anggota CV Sukma.

Kedua orang tersebut masing-masing harus bisa mengajak dua orang lagi untuk dijadikan anggota CV Sukma. Setiap orang yang mendaftar harus membayar Rp 700.000. Dengan sistem tersebut, CV Sukma menjanjikan subsidi sebesar Rp 500.000 setiap bulan selama 26 bulan berturut-turut kepada nasabah sebagai bantuan kredit, bahkan menjanjikan subsidi Rp 9 juta pada bulan ke-9. Namun, nyatanya, dari bulan Juni 2007 hingga kini nasabah tidak memperoleh uang.

Mujiono (23), warga Kabupaten Grobogan, mengadukan kredit macet 29 Februari 2008. Pada bulan Juni ia mulai mendaftar menjadi anggota, dan dalam kurun waktu 20 Juni 2007-19 Februari 2008, Mujiono menyetor uang Rp 100 juta untuk mengkredit motor pesanan nasabah lain. Ternyata ia tidak pernah mendapat penghasilan seperti yang diharapkan.

Hal ini juga dialami Turyani (39), warga Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang. “Aset saya di CV Sukma sebesar Rp 100 juta lebih. Itu didapat dari tetangga-tetangga saya yang juga ingin kredit motor. Saya juga telah membeli 200 unit motor untuk dikredit para tetangga. Namun, sampai sekarang saya tidak menerima uang yang dijanjikan,” kata Turyani.

Saat ini lebih dari 100 unit motor ditarik kembali oleh leasing company.


Bos Prisma Investindo Kabur, Dana Nasabah Rp2 M Raib
SLAWI – Pimpinan PT Prisma Investindo Perdana (PIP) alias KoperasiSerba Usaha (KSU) Prisma Perdana, M Ujang Effendi hilang tanpa jejak. Ratusan nasabah mulai kelimpungan, sebab dana sekira Rp2 miliar ikutan raib. Kantor yang beralamat di Jalan Projosumarto, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pun telah ditinggalkan bos berikut karyawannya. Akibatnya, para korban kuatir, dana yang telanjur mereka investasikan akan hilang.

Darono, 45, warga Desa Jatilawang yang menjadi salah seorang korban bisnis investasi mengaku, kali terakhir melihat keberadaan Ujang pada 5 Oktober 2007 silam. Kala itu, sebagian nasabah dikumpulkan dengan janji akan mendapat pengembalian dana yang telah mereka tanamkan. Namun, karena belum ada uang, pimpinan PIP meminta waktu hingga empat bulan lagi. “Tidak tahunya sekarang dia kabur. Tidak tahu kemana,”� ujarnya, di Slawi.
Untuk diketahui, Darono mengaku kehilangan modal Rp10 juta. Rinciannya, dia menanamkan modal Rp3 juta, sisanya sekira Rp7 juta adalah modal yang ditanam istri, dan adiknya. Semula, keluarganya tergiur iming-iming keuntungan yang dijanjikan Ujang. “Katanya, dengan menanam Rp1 juta selama 100 hari akan berlipat keuntungan jadi Rp2,5 juta. Tetapi saya belum sempat menerima hasil sama sekali,” jelasnya lagi.

Dia menambahkan, di desa setempat saja ada sekitar seratus warga yang menjadi korban penipuan yang dilakukan Ujang. Namun, rata-rata sepakat tidak melaporkan kasus itu kepada petugas kepolisian. “Yang jelas, kalau dihitung, nilai kerugian warga setempat saja sudah ratusan juta,” timpalnya. Kepala Urusan Keuangan Desa Jatilawang Solikha, kepada sejumlah wartawan mengatakan pihak desa tidak mengetahui keberadaan Ujang saat ini. “Anak dan istrinya juga sudah dibawa pergi entah kemana. Rumahnya sekarang sudah sepi. Yang ada hanya orang tuanya. Tetapi mereka tidak tahu apa-apa,” jelas Solikha yang mengaku nyaris menjadi korban bisnis investasi bodong itu. Beruntung dia mengurungkan niatnya ikut menanamkan modal.

Menurut keterangan warga, Ujang telah memiliki satu istri bernama Kamilah dan dikaruniai seorang putra. Meski menjadi pucuk pimpinan dari perusahaan investasi, kenyataannya masyarakat setempat tidak melihat Ujang memiliki kekayaan yang menonjol. Pria itu diketahui memiliki sebuah sekolah madrasah yang dikelolanya sendiri. Di luar itu, tidak ada aset berharga lain. Misalnya tanah atau kebun. Sementara itu, hasil pengecekan di kantor perusahaan tersebut, kondisinya telah jauh berbeda dengan beberapa bulan silam. Saat ini kantor telah beralih rupa menjadi sebuah show room kendaraan roda dua. Menurut seorang karyawan di show room itu, PIP telah tutup sejak beberapa bulan lalu.

Kapolres Tegal AKBP Hotman Simatupang melalui Kapolsek Kramat AKP I Ketut Wirnita saat dikonfirmasi mengatakan belum mengetahui keberadaan terakhir pimpinan PIP. “Kami tidak bisa melakukan pemantauan terus menerus,” tukasnya. Namun, diakuinya, petugas sempat memantau aktivitas terakhir perusahaan tersebut pada 5 Oktober 2007 lalu. Terkait dengan kemungkinan kaburnya Ujang, dia menyarankan agar para korban yang merasa menjadi korban untuk melaporkan kasus tersebut. “Sampai saat ini kami belum menerima adanya laporan dari para korban. Padahal, itu menjadi dasar kami bertindak,” tegasnya.

Sebagaimana pernah diberitakan, perusahaan investasi ini sempat didatangi puluhan nasabah sekitar Juli 2007 silam untuk menagih modal mereka. Namun, perusahaan kemudian menunda pencairannya menjadi 5 Oktober. Puncaknya, nasabah kehilangan jejak keberadaan pimpinan PIP.

27 Desember 2010

Joachim Sulistyo & Rekan 

Company Profile 
SEJARAH
Kantor Akuntan Publik (KAP) Joachim Sulistyo & Rekan didirikan pada tahun 2005 dengan nama KAP Joachim Sulistyo. Pada awal tahun 2006, KAP Joachim Sulistyo berafiliasi dengan The Leading Edge Alliance (LEA) yang berkedudukan di Illinois, Amerika Serikat (USA) dengan jaringan lebih dari 90 negara. Selanjutnya, tahun 2007 menambah keanggotaan partner dan mengubah nama menjadi Kantor Akuntan Publik (KAP) Joachim Sulistyo & Rekan.

VISI
Menjadi salah satu kantor akuntan yang memberikan jasa profesional dengan integritas dan kualitas tinggi.

MISI
  1. Mengutamakan kualitas dalam setiap penugasan jasa profesional.
  2. Melakukan inovasi, baik dari segi pengetahuan maupun ketrampilan teknis.
  3. Memperluas jaringan kerja melalui aliansi strategis dalam dimensi regional dan internasional.
  4. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam setiap pekerjaan sehingga menghasilkan output dengan akurasi tinggi.
  5. Menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi melalui program peningkatan kompetensi maupun magang kerja mahasiswa.

FILOSOFI
Menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.

MOTO
Innovation, Quality, Consistency, Excellence

BUDAYA ORGANISASI
Tata nilai yang membentuk budaya kantor disingkat dalam istilah JSA. Nilai-nilai dasar JSA ini menjadi landasan moral bagi segenap pegawai KAP Joachim Sulistyo & Rekan.

JSA dijabarkan sebagai berikut:
  • Jujur
    Sikap terbuka dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan terutama dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
  • Sigap
    Memiliki respon yang tinggi dalam menjalankan tugas dengan berpedoman pada nilai-nilai etis dan asas-asas tata kelola yang baik.
  • Ahli 
  • Memiliki skill dan penguasaan teknis yang tinggi dengan berkomitmen pada kualitas dan inovasi.
     
    PERIZINAN
    • Izin Usaha Kantor Akuntan Publik, Keputusan Menteri Keuangan RI No:110/KM.1/2007 tertanggal 14 Februari 2007.
    • Izin Praktik Akuntan Publik, Keputusan Menteri Keuangan RI No: KEP-227/KM.17/1998 tertanggal 16 Juni 1998.
    • Surat Tanda Terdaftar pada Profesi Penunjang Pasar Modal dari BAPEPAM No: 198/STTD-AP/PM/1996.
    • Surat Tanda Terdaftar sebagai Auditor Bank pada Bank Indonesia No.8/36/DPIP/DtB tertanggal 09 Februari 2006.
    • Surat Akreditasi Kantor Akuntan Publik sebagai Rekanan Bank Mandiri No:RMN.POR/CRE.582/2008 tertanggal 24 Maret 2008.
    • Surat Akreditasi (perpanjangan) Kantor Akuntan Publik sebagai Rekanan Bank BNI No:DRK/5/038 tertanggal 08 Januari 2008.
    • Surat Keterangan sebagai Kantor Akuntan Publik anggota Rekanan Bank BRI No: B./48/-ADK/PJB/07/2008 tertanggal 16 Juli 2008.
    • Surat Persetujuan Pencantuman nama The Leading Edge Alliance (Afiliasi) bersama dengan nama KAP Joachim Sulistyo & Rekan dari Departemen Keuangan RI No: S-234/SJ/2007 tertanggal 5 April 2007.
    • Sertifikat keanggotaan dari The Leading Edge Alliance tertanggal 27 Agustus 2006.
     SERVICE
    Accounting, Auditing & Assurance
    Jasa atestasi dan review yang mencakup laporan keuangan, proses, control, asersi, perjanjian, kepatuhan terhadap peraturan, persyaratan Sarbanes-Oxley, teknologi termasuk IT assurance dan security, e-business, jasa audit terpadu dan konsultasi transaksi.
    Konsultasi Bisnis

    Solusi untuk manajemen yang meliputi penilaian bisnis, bantuan litigasi, perbaikan proses, pengembangan e-business, customer service, pengendalian sediaan, peningkatan kinerja supply chain dan dukungan internasional.

    Corporate Finance

    Konsultasi kepada perusahaan dalam bidang keuangan, ekonomi, dan trategic secara komprehensif, termasuk merger & acquisition, outsourcing fungsi keuangan.

    Jasa Perencanaan Keuangan

    Bantuan untuk mengukur dan mengelola kesehatan keuangan, termasuk cash flows/budgeting dan manajemen hutang, penetapan tujuan dan pembiayaan, optimalisasi manfaat bagi perusahaan, program pension, perencanaan stock option, prerencanaan suksesi, dan pemberian sumbangan.

    E-Business

    Memberikan solusi bisnis dan IT lengkap, termasuk rencana strategic, manajemen asset, akuisisi modal ventura, infrastruktur teknologi informasi, e-commerce, sumber daya manusia, accounting dan pengendalian keuangan.

    Sumber Daya Manusia

    Memberikan konsultasi manfaat karyawan, penempatan eksekutif, kebijakan dan prosedur, pelatihan dan pendidikan – jasa dalam bidang sumber daya manusia yang terpadu.

    Outsourcing

    Memberikan jasa outsourcing untuk fungsi keuangan/akuntansi, audit intern, kepatuhan perpajakan, solusi teknologi informasi, proses aplikasi, pengadaan, dan sumber daya manusia.

    Risk Consulting

    Menyediakan jasa konsultasi manajemen risiko termasuk investigasi kecurangan dan integritas, forensik, transformasi audit, peningkatan kompetensi, dan audit terpadu.

    Jasa Perpajakan

    Strategi mengoptimalkan perpajakan secara efektif, mengaplikasikan perencanaan perpajakan secara inovatif, perpajakan internasional, persyaratan Sarbane-Oxley dan 404 dan menjaga kepatuhan secara efektif.

     JASA KONSULTASI BISNIS
    Sebagai anggota The Leading Edge Alliance, kantor kami menawarkan konsultasi bisnis dengan kualitas dunia yang dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya, penuh inovasi dan progresif.

    SPESIALISASI INDUSTRI
    Produk Industri dan Konsumen
    • Manufaktur dan distribusi
    • Retail
    • Otomotif
    • Barang-barang konsumsi
    • Produk Industri
    Jasa Keuangan
    • Proteksi terhadap Aset
    • Perbankan
    • Asuransi
    • Manajemen Investasi
    • Estate Real
    • Pasar Modal
    • Merger & Acquisition
    • Corporate Finance
    Industri Jasa     
    • Pendidikan     
    • Konstruksi  
    • Pemerintahan  
    • Kesehatan     
    • Pariwisata     
    • Percetakan     
    • Kantor Profesional
    • Transportasi
    Informasi Teknologi dan Entertainment     
    • Entertainment dan Media
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
    Energi dan Pertambangan     
    • Pertambangan       
    • Minyak