tag:blogger.com,1999:blog-70534696821559719172024-02-20T01:36:37.538-08:00Elyansa Br SembiringElyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.comBlogger64125tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-48942427237346924932013-03-19T10:39:00.003-07:002013-03-19T10:39:35.467-07:00<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><u><i><b>6 Tips motivasi</b></i></u></span></div>
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara ringkas, motivasi adalah semangat
pendorong untuk melakukan sesuatu. Berikut ini adalah beberapa tips
motivasi yang semoga bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1. Selalu bersyukur akan apa yang kita dapatkan.</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin hal ini adalah sederhana, namun
sangat memotivasi diri kita saat kita terpukul atau terjatuh dengan
target-target yang dinanti-nanti dan diharapkan untuk terjadi, tapi
faktanya meleset. Pengungkapan syukur melalui 3 cara.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><strong>Dengan hati.</strong> Lihatlah sekeliling kita yang ada
dibawah kita. Yakin hal ini akan membuat hati kita lembut dan
mensyukuri akan nikmat-nikmat yang oleh sebagian orang tidak dapat
menikmatinya.</li>
<li><strong>Dengan lisan,</strong> dengan ucapkan alhamdulillah. Nikmat
yang kita rasakan tidak akan kita peroleh tanpa seijin dari pemilik
tubuh kita, pemilik jasad kita, juga pemilik ruh kita. Trus kita
ini siapa? Kita adalah makhluk yang diberi pinjaman untuk dapat
berkarya, dan membagikan kebahagiaan kepada orang lain.</li>
<li><strong>Dengan perbuatan.</strong> Syukur dengan membagikan
kebahagiaan kepada orang lain. Rasakanlah kebahagiaan yang timbul
saat kita dapat melihat kebahagiaan yang muncul melalui tangan
kita. Ada rasa menyeruak dalam dada merasakan bahagia meski buliran
air mata mengalir tidak terasa. Jika kita pernah merasakannya,
ulangi ulangi dan ulangi.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong> </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>2. Lakukan apa yang kita minati.</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini akan memotivasi kita untuk
melakukannya. Karena dengannya kita merasa enjoy, dan dengannya tak kan
ada rasa bosan dan letih. Banyak dari saudara kita yang mereka bekerja
karena tuntutan, bukan karena mereka menyukainya. Dari hasilnya kita
akan tahu mana yang bekerja karena menyukainya, atau bekerja karena
tuntutan. Orang bekerja dengan diikuti rasa senang, akan menambahkan
detil-detil secara sukarela.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<strong>3. Jika tidak seperti yang kita inginkan. </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Yakinkan pada diri sendiri, jika posisi ini
adalah step awal menuju yang kita inginkan. Tentunya ada hikmahnya.
Apapun keadaanannya. Tetap lakukan yang terbaik yang kita bisa, karena
itu memperlihatkan kualitas kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<strong>4. Cermati, perhitungkan, dan tangkap peluang yang ada. </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap kita memiliki peluang-peluang menuju
sukses. Namun hanya sedikit orang yang mampu memanfaatkan peluang itu.
Terkadang kita melihat ada peluang, namun memiliki keterbatasan, misal
keterbatasan modal, keterbatasan keahlian dan lain-lain. Itulah gunanya
bermasyarakat, adanya berinteraksi, bersosialisasi, dan
bertolong-menolong. Dengan bekerja sama tentu akan menghasilkan yang
positif sesuai target dan keinginan bersama. Asah terus kemampuan untuk
melihat peluang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<strong>5. Berkumpul dengan orang yang bermotivasi. </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Prinsip ini sama dengan istilah penjual minyak wangi akan berbau wangi dengan sendirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<strong>6. Selalu dekatkan diri pada Allah. </strong><br />
Adakalanya dalam berusaha mengalami pasang surut. Hambatan dan rintangan
dalam melangkah. Pastikan pada diri sendiri bahwa semua itu ada
hikmahnya. Mungkin sajakan itu adalah cara Allah untuk mendidik kita.
Kita tidak akan dididik seperti di bangku sekolah, tapi kita dididik
melalui peristiwa-peristiwa. Kita akan mendapatkan pelajaran dari
universitas yang skalanya lebih besar. yaitu universitas kehidupan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<br />
<i>Tidaklah sesuatu berubah jika tidak mulai bertindak, dan kapankah waktu yang paling sesuai untuk memulainya jika bukan saat ini.</i>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-749246121388081782012-01-15T06:14:00.000-08:002012-01-15T07:51:58.532-08:00Konsep Teori Politik<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">I. Teori Politik</span></b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Konsep politik lahir dalam
pikiran (mind) manusia dan bersifat abstrak. Konsep digunakan dalam menyusun
generalisasi abstrak mengenai beberapa phenomena, yang disebut sebagai teori.
Berdasarkan pengertiannya, teori politik bisa dikatakan sebagai bahasan dan
generalisasi dari phenomena yang bersifat politik.</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut Thomas P. Jenkin dalam <i>The
Study of Political Theory</i>, teori politik dibedakan menjadi dua, yaitu :</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.
<i>Norms for political behavior</i>, yaitu teori-teori yang mempunyai dasar
moril dan norma-norma politik. Teori ini dinamakan <i>valuational </i>(mengandung
nilai). Yang termasuk golongan antara lain filsafat politk, teori politik
sistematis, ideologi, dan sebagainya.</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.
Teori-teori politik yang menggambarkan dan membahas phenomena dan fakta-fakta
politk dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai (non valuational),
atau biasa dipakai istilah “value free” (bebas nilai). Biasanya bersifat
deskriptif dan berusaha membahas fakta-fakta politk sedemikian rupa sehingga
dapat disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">II. Masyarakat</span></b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Manusia mempunyai naluri untuk
hidup bersama orang lain secara bergotong-royong. Manusia memilih jalan untuk
mengorganisir bermacam-macam kelompok dan asosiasi untuk memenuhi keperluan dan
kepentingan-kepentingan fisik maupun mental yang sukar dipenuhi sendiri. Dan
dalam kehidupan berkelompok ini, pada dasarnya manusia menginginkan
nilai-nilai.</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam mengamati masyarakat,
khususnya masyarakat Barat, Harold Laswell memperinci delapan nilai, yaitu:</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1)
Kekuasaan </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2)
Pendidikan/Penerangan (enlightenment) </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3)
Kekayaan (wealth) </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4)
Kesehatan (Well-being) </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5)
Keterampilan (Skill) </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6)
Kasih Sayang (affection) </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7)
Kejujuran (rectitude) dan Keadilan (rechtschapenheid) </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8)
Keseganan (respect). </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">III. Kekuasaan</span></b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kekuasaan adalah Kemampuan
seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah-laku sesorang atau
kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah-laku itu menjadi sesuai dengan
keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kekuasaan yang paling penting
adalah kekuasaan politik. Penertian kekuasaan politik adalah kemampuan untuk
mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun
akibat-akibatnya sesuai dengan tujaun-tujuan pemegang kekuasaan sendiri.</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut John Locke dalam bukunya
yang berjudul “Two Treties on Civil Government “ (1690) yang menghasilkan
konsep Trias Politika, membagi kekuasaan atas tiga macam :</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1)
Kekuasaan Legislatif atau kekuasaan membuat undang-undang (Rulemaking Function)</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2)
Kekuasaan Eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang-undang (Rule application
Funtion), yang termasuk di dalamnya adalah kekuasaan untuk mengadili (Rule
adjudication Function)</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3)
Kekuasaan Federatif ialah kekuasaan yang meliputi segala tindakan untuk menjaga
keamanan negara dengan hubungannya bersama negara lain.</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sementara menurut pilsuf prancis
Montesquieu dalam bukunya yang berjudul “The Spirit of Law” (1748),
pembagian kekuasaan di bagi menjadi 3 bentuk :</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1)
Kekuasaan Legislatif</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2)
Kekuasaan Eksekutif </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3)
Kekuasaan Yudikatif </span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7053469682155971917"><b><span style="color: #333333; text-decoration: none; text-underline: none;">IV. Negara</span></b></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Negara adalah integrasi dari
kekuasaan politik, dan merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Boleh
dikatakan Negara mempunyai dua tugas :</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; color: #333333; line-height: 15.0pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengendalikan
dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni yang bertentangan
satu sama lain, suapaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; color: #333333; line-height: 15.0pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengorganisir
dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan kea rah
tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara menentukan
bagaimana kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama
lain dan diarahkan kepada tujuan nasinal. </span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Definisi-defini mengenai Negara,
antara lain adalah :</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; color: #333333; line-height: 15.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Roger
H. Soltau, “Negara adalah alat (agency atau wewenang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas masyarakat
(The state is an agency or authority managing or controlling these
(common) affairs on behalf of and in the name of the community). </span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; color: #333333; line-height: 15.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Harold
J. Laski, “Negara adalah suatu mawyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa yang secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu
(The state is a society which is integrated by possessing a coercive
authority legally supreme over any individual or group which is part of
the society). </span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; color: #333333; line-height: 15.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Max
Weber, “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah (The state is a
human society that (successfully) claims the monopoly of the legitimate
use of physical force within a given territory) </span></li>
<li class="MsoNormal" style="background: #FEFEFE; color: #333333; line-height: 15.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Robert
M. Maciver, “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum
yang diselenggarakan oleh suatu pemerinta yang untuk maksud tersebut
diberi kekuasaan memaksa (The sate is an association which, acting through
law as promulgated by a government endowed to this end with coercive
power, maintains within a community territorially demarcated the external
conditions of oreder). </span></li>
</ol>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bentuk-bentuk negara
yang dikenal hingga saat ini terdiri dari tiga bentuk yaitu Konfederasi,
Kesatuan, dan Federal, berikut penjelasannya :</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Negara Konfederasi</span></b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Bagi L. Oppenheim, “konfederasi terdiri dari beberapa negara yang berdaulat
penuh yang untuk mempertahankan kedaulatan ekstern (ke luar) dan intern (ke
dalam) bersatu atas dasar perjanjian internasional yang diakui dengan
menyelenggarakan beberapa alat perlengkapan tersendiri yang mempunyai kekuasaan
tertentu terhadap negara anggota Konfederasi, tetapi tidak terhadap warganegara
anggota Konfederasi itu.” Maka Konfederasi adalah negara yang terdiri dari
persatuan beberapa negara yang berdaulat. </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Kesatuan</span></b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Negara Kesatuan adalah negara yang pemerintah pusat atau nasional memegang
kedudukan tertinggi, dan memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan
sehari-hari. Tidak ada bidang kegiatan pemerintah yang diserahkan konstitusi
kepada satuan-satuan pemerintahan yang lebih kecil (dalam hal ini, daerah atau
provinsi). </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Federasi</span></b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Negara Federasi
ditandai adanya pemisahan kekuasaan negara antara pemerintahan nasional dengan
unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi, republik, kawasan, atau
wilayah). Pembagian kekuasaan ini dicantumkan ke dalam konstitusi
(undang-undang dasar). Sistem pemerintahan Federasi sangat cocok untuk
negara-negara yang memiliki kawasan geografis luas, keragaman budaya daerah
tinggi, dan ketimpangan ekonomi cukup tajam. </span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="background: #FEFEFE; line-height: 15.0pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #333333; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">V . Struktur Politik</span></b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Politik
adalah suatu proses dimana masyarakat memutuskan bahwa aktivitas tertentu
adalah lebih baik dari yang lain dan harus dilaksanakan. Dengan demikian
struktur politik meliputi baik struktur hubungan antara manusia dengan manusia
maupun struktur hubungan antara manusia dengan pemerintah.</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<div class="MsoListParagraph">
<br /></div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-23909030349256465202012-01-14T06:49:00.000-08:002012-01-14T06:49:11.423-08:00SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><i>Sejarah dan Perkembangan Demokrasi Di Indonesia</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengertian
Demokrasi</span></i></b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demokrasi adalah
bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias
politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan
legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran
dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip
checks and balances.<br />
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah
yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan
eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan
judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang
memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini,
keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja
dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang
memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan
peraturan. Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil
penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan
umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh
warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela
mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak
untuk memilih (mempunyai hak pilih). Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini
bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota
parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan
presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara
tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri
secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat.
Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum
sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari
sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan system
pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun
seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa
hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara
demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur
tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal,
narapidana atau bekas narapidana).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">B.
Sejarah Perkembangan Demokrasi</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi”
di banyak negara.<br />
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata
kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.<br />
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam
suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.<br />
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan
ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang
begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan
beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia.<br />
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk
gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak
akan membawa kebaikan untuk rakyat.<br />
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi
harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga
negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori)
membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">C.
Perkembangan Demokrasi di Indonesia</i></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span></i></b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semenjak
kemerdekaan 17 agustus 1945, Undang Undang Dasar 1945 memberikan penggambaran
bahwa Indonesia adalah negara demokrasi.Dalam mekanisme kepemimpinannya
Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang
dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang
kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu.
Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk
pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian
Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem
pemerintahan. Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu
yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk
kedalam alam demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan junta militer
Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada
tahun 1999 yang menempatkan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan sebagai
pemenang Pemilu.<br />
Tumbangnya Orde Baru pada tanggal 21 Mei 1998, adalah momentum pergantian
kekuasaan yang sangat revolusioner dan bersejarah di negara ini. Dan pada tanggal
5 Juli 2004, terjadilah sebuah pergantian kekuasaan lewat Pemilu Presiden
putaran pertama. Pemilu ini mewarnai sejarah baru Indonesia, karena untuk
pertama kali masyarakat memilih secara langsung presidennya. Sebagai bangsa
yang besar tentu kita harus banyak menggali makna dari sejarah.<br />
Hari Kamis, 21 Mei 1998, dalam pidatonya di Istana Negara Presiden Soeharto
akhirnya bersedia mengundurkan diri atau lebih tepatnya dengan bahasa politis
ia menyatakan “berhenti sebagai presiden Indonesia”. Momentum lengser
keprabon-nya Raja Indonesia yang telah bertahta selama 32 tahun ini tentu
sangat mengejutkan berbagai pihak. Karena sehari sebelumnya ia sudah berniat
akan segera membentuk Kabinet Reformasi. Setelah melalui saat-saat yang
menegangkan, akhirnya rezim yang begitu kokoh dan mengakar ini berhasil
ditumbangkan. Gerakan mahasiswa sekali lagi menjadi kekuatan terpenting dalam
proses perubahan ini. Sebuah perubahan yang telah memakan begitu banyak korban,
baik korban harta maupun nyawa. Kontan saja mahasiswa kala itu langsung
bersorak-sorai, menangis gembira, dan bersujud syukur atas keberhasilan
perjuangannya menumbangkan rezim Orde Baru.<br />
Setelah tumbangnya Orde Baru tibalah detik-detik terbukanya pintu reformasi
yang telah begitu lama dinanti. Secercah harapan berbaur kecemasan mengawali
dibukanya jendela demokrasi yang selama tiga dasawarsa telah ditutup oleh
pengapnya otoritarianisme Orde Baru. Momentum ini menjadi penanda akan
dimulainya transisi demokrasi yang diharapkan mampu menata kembali indahnya taman
Indonesia. Pada hari-hari selanjutnya kata “reformasi” meskipun tanpa ada
kesepakatan tertulis menjadi jargon utama yang menjiwai ruh para pejuang
pro-demokrasi. Selang tiga tahun pasca turunnya Soeharto dari tahun 1998 sampai
2000, telah terjadi tiga kali pergantian rezim yang memunculkan
nama-nama:Habibie, Gus Dur, dan Megawati sebagai presiden Republik Indonesia.
Dan duduknya ketiga presiden baru tersebut, juga diwarnai dengan perjuangan
yang sengit dan tak kalah revolusioner. Lagi-lagi untuk kesekian kalinya
mahasiswa menjadi avant guard yang Mendobrak perubahan tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-10990293884913265772011-12-05T20:28:00.001-08:002011-12-06T00:38:23.240-08:00<div style="text-align: justify;">
<b>Perkembangan ilmu politik</b></div>
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila ilmu politik dipandang sebagai salah satu cabang dari ilmu
–ilmu social yang memiliki dasar, rangka, focus dan ruang lingkup yang
sudah jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih muda
usianya, karena baru lahir pada akhir abad ke-19.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada taraf perkembangan itu ilmu politik banyak bersandar pada sejarah dan filsafat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Yunani Kuno, pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun
450 SM. Seperti terbukti dalam karya-karya ahli sejarah Herodotus atau
filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Asia ada beberapa pusat kebudayaan antara lain India dan Cina,
yang telah mewariskan tulisan-tulisan politik yang bermutu.
Tulisan-tulisan dari India terkumpul antara lain dalam kesusasteraan
Dharmasastra dan Arthasastra yang berasal dari masa kira-kira 500 SM.
Diantara filsuf Cina yang terkenal ialah Confucius atau Kung Fu Tzu (±
500 SM). Mencius (± 350 SM) dan mazhab Legalists (antara lain Shang Yang
± 350 SM).</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Di Indonesia kita mendapati beberapa karya tulisan yang
membahas maslah sejarah dan kenegaraan, seperti misalnya Negara
Kertagama yang ditulis pada masa Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke-15
M. Dan Babad Tanah Jawi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ilmu Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan </b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Umumnya dan terutama dalam ilmu-ilmu eksakta dianggap bahwa ilmu
pengetahuan disusun dan diatur sekitar hokum-hukum umum yang telah
dibuktikan kebenarannya secara empiris (berdasarkan pengalaman).
Menemukan hokum-hukum ilmiah inilah yang merupakan tujuan dari
penelitian ilmiah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Para Sarjana Ilmu Sosial berpendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah
“keseluruhan dari pengetahuan yang terkoordinasi mengenai pokok
pemikiran tertentu. Banyak Sarjana Ilmu Politik tidak puas dengan
rumusan yang dikemukakan oleh seorang ahli Belanda yaitu : (“Ilmu adalah
pengetahuan yang tersusun, sedangkan pengetahuan adalah pengamatan
yang disusun secara sistemtis”). Oleh karena tidak mendorong para ahli
untuk mengembangkan metode ilmiah. Dalam proses politik untuk dijadikan
dasar bagi penyusun generalisasi. Diharapkan oleh mereka agar ilmu
politik menggunakan cara-cara baru untuk meneliti gejala dan peristiwa
politik secara lebih sistematis, bersandarkan pengelaman empiris dengan
menggunakan kerangka teoritis yang terperinci dan ketat. Pendekatan
baru ini terkenal dengan nama “pendekatan tingkah laku”.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
“Pendekatan tingkah laku” ini timbul dalam masa sesudah Perang Dunia
II, terutama dalam dekade lima puluhan, sebagai gerakam pembaruan yang
ingin meningkatkan mutu politik.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor “pendekatan tingkah
laku” adalah bahwa tingkah laku politik lebih menjadi focus daripada
lembaga-lembaga politik atau kekuasaan atau keyakinan politik.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pendekatan tingkah laku mempunyai beberapa keuntungan, antara lain
member ikesempatan untuk mempelajari kegiatan dan susunan politik
dibeberapa Negara yang berbeda sejarah perkembangannya, latar belakang
kebudayaan dan ideology, dengan mempelajari bermacam-macam mekanisme
yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu, yang memang merupakan tujuan
dari setiap kegiatan politik dimanapun terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Perbedaan antara kaum tradisionalis dan behavioralis dapat dirumuskan sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Para tradisionalis menekankan : Para behavioralis menekankan :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Nilai-nilai dan norma-norma – Fakta</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Filsafat – Penelitian empiris</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Ilmu terapan – Ilmu murni</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Historis yuridis – Sosiologis – Psychologis</div>
<div style="text-align: justify;">
e. Tidak kwantitatif – Kwantitatif</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Definisi-definisi Ilmu Politik</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik yang menyangkut proses menentukan
tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat dan
bukan tujuan pribadi seseorang. Lagipula politik menyangkut kegiatan
berbagai kelompok termasuk partai politik dan kegiatan orang seorang
(individu).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Unsur yang diperlukan sebagai konsep pokok, yang dipakai untuk meneropong unsur-unsur lainnya :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Negara</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kekusaan</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pengambilan keputusan</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Kebijaksanaan Umum</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Pembagian</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sarjana-sarjana yang menekankan Negara sebagai inti dari politik
memusatkan perhatiannya pada lembaga-lembaga kenegaraan serta bentuk
formilnya. Definisi-definisi ini bersifat tradisionil dan agak sempit
ruang lingkupnya. Pendekatan ini dinamakan pendekatan institusionil.
Berikut ini adalah beberapa definisi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Roger F. Soltau</i></b> dalam Introduction to Politics: “Ilmu Politik dari
mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara dengan warga
negaranya serta dengan negara-negara lain”.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>J. Barents</b></i>, dalam ilmu politika : “Ilmu politik adalah ilmu yang
mempelajari kehidupan negara yang merupakan bagian dari kehidupan
masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu melakukan
tugas-tugasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bidang-bidang Ilmu Politik</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Contemporary Political Science, terbitan UNESCO 1950, Ilmu Poltik dibagi dalam empat bidang, yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1</b>. Teori Politik : (1) Teori Politik (2) Sejarah Perkembangan ide-ide Politik</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2</b>. Lembaga-lembaga Politik : (1) UUD, (2) Pemerintah Nasional,
(3) Pemerintah Daerah dan Lokal, (4) Fungsi ekonomi dan sosial dari
pemerintah, (5) Perbandingan Lembaga-lembaga Politik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3</b>. Partai-partai, Golongan-golongan dan Pendapat Umum : (1)
Partai-partai politik, (2) Golongan-golongan dan Asosiasi-asosiasi, (3)
Partisipasi Warganegara dalam Pemerintah dan Administrasi, (4)
Pendapat Umum</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4</b>. Hubungan Internasional : (1) Politik Internasional, (2)
Organisasi-organisasi dan Administrasi Internasional, (3) Hukum
Internasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Perkembangan ilmu politik tercermin dalam acara dari berbagai konferensi ilmiah :</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Acara Kongres VII International Political Science Association tahun 1967 di Brussel</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
· Metode-metode kwantitatif dan matematis dalam Ilmu Politik</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
· Biologi dan Ilmu Politik</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
· Masalah pangan dan ilmu politik</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
· Masalah pemuda dan politik</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
· Model-model dan studi perbandingan sekitar Nation Building</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Acara American Political Science Association tahun 1970 di Los Angeles<br />
<br />
Ruang lingkup ilmu politik dalam contemporary political science, terbitan UNESCO 1950:<br />
<br />
Teori politik menurut sabine senantiasa mengaku pada situasi yang agak
khusus”, sehingga rekonstruksi waktu, tempat dan keadaan yang melahirkan
teori-teori politik itu sangatperlu di pahami<br />
Teori politik menurut Sabine meliputi:<br />
a. Pernyataan factual tentang bentuk peristiwa-peristiwa yang muncul<br />
b. Peryataan tentang apa yang di sebut sebagai sifat kausal<br />
c. Peryataan sesuatu yang harus terjadi atau sesuatu yang bener dan di ingin telah terjadi<br />
Sabine juga menyatakanbahwa teori politik menurut sabine ‘ p memainkan
peranan ganda “, dalam arti bahwa selama teori politik masih merupakan
dunia pemikiran yang abestrak, maka ia akan mempengaruhi
keyakinan-keyakinan yang bisa menyebabkan dan menghantarkan
kejadian-kejadian kausal di dalam situsai-situasi sejarah.<br />
<br />
http://sospol.pendidikanriau.com/2009/10/definisi-ilmu-politik-sebelum.html<br />
</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-19939479135190119882011-12-05T19:45:00.001-08:002011-12-05T19:57:21.533-08:00<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><i>PENGARUH STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT</i></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
Dalam
kehidupan bermasyarakat, stratifikasi sosial sangatlah berpengaruh.
Sebelum membahas lebih lanjut berikut adalah macam-macam definisi
stratifikasi sosial :</div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i>Pitirim A. Sorokin</i> </b><i>stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat</i>.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i>Drs. Robert M.Z lawang</i> </b><i>stratifikasi
sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu
system social tertentu kedalam lapisan-lapisan hierarkis menurut
dimensi kekuasaan, previlese, prestise.</i></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
Stratifikasi
sosial dapat terjadi dengan sengaja maupun tidak disengaja (terjadi
dengan sendirinya). Sebagai contoh dalam kehidupan masyarakat bali yang
masih menganut system kasta dalam kehidupannya, mereka membagi golongan
masyarakat dengan tingkatan-tingkatan tertentu mulai dari pemuka agama,
bangsawan/pegawai pemerintah dan masyarakat biasa. Dalam penggolongan
terdapat beberapa tingkatan :</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
1. Upper class</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
2. Middle class</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
3. Lower class</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
Dalam
masyarakat bali pada zaman sekarang system kasta yang di anut ialah
system kasta terbuka, jadi setiap masyarakat dapat berpindah kedudukan
mulai dari lower class sampai upper class. Sebagai contoh, seorang anak
petani yang yang awalnya dari lower class kemudian bersekolah hingga ke
peguruan tinggi kedokteran lalu lulus dengan nilai sempurna dan ia pun
sukses dalam bidangnya dan berubah tingkat menjadi upper class. Dalam
stratifikasi sosial terdapat perpindahan / mobilitas. Dan mobilitas
terbagi menjadi 2, yaitu :</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol;"><span>1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Mobilitas vertikal</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol;"><span>2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Mobilitas horizontal</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Dapat dilihat dari criteria yang dipakai dalam melihat klasifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat, diantaranya :</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol;"><span>a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Segi
kekayaan dapat dilihat dari pola hidup,harta yang mereka miliki serta
menempati posisi paling atas dalam kehidupan masyarakat. Misalnya,
fasilitas pribadi yang dimilikinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol;"><span>b. <span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span></span>Segi
pendidikan, dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang telah ditempuh
oleh sesorang, karena semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
tinggi pula kedudukan pada masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol;"><span>c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span>Segi
kekuasaan, dapat dilihat betapa berpengaruh seseorang yang mempunyai
kekuasaan dalam masyarakat, karena dia dapat memiliki wewenag dalam
kehidupan masyarakat. Misalnya seorang presiden yang meniliki wewenang
atas Negara dan rakyatnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-42212217556350412502011-11-16T06:44:00.000-08:002011-11-16T06:44:13.129-08:00Elyansa Br Sembiring 27210016: Bentuk - bentuk Akomodasi dan Contoh<a href="http://elyansa.blogspot.com/2011/11/bentuk-bentuk-akomodasi-dan-contoh.html?spref=bl">Elyansa Br Sembiring 27210016: Bentuk - bentuk Akomodasi dan Contoh</a>: Bentuk-bentuk akomodasi dan contoh: 1. Coersion Sikap memaksakan orang untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai. Contoh : menyuruh o...Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-52905394882503704042011-11-15T20:52:00.000-08:002011-11-15T20:52:12.843-08:00Bentuk - bentuk Akomodasi dan Contoh<!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:EnableOpenTypeKerning/> <w:DontFlipMirrorIndents/> <w:OverrideTableStyleHps/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bentuk-bentuk akomodasi dan contoh:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
1. Coersion <br />
Sikap memaksakan orang untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai.<br />
Contoh : menyuruh orang lain untuk melakukan kemauannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
2. Compromise <br />
Kedua atau semua pihak yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.<br />
Contoh : dalam suatu rapat,dalam mengambil keputusan harus merupakan keputusan bersama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
3. Arbitration <br />
Penghentian perselisihan secara langsung oleh pihak ketiga dengan memberi keputusan yang diterima serta ditaati oleh kedua pihak yang bertikai.<br />
Contoh : seorang polisi menghentikan perkelahian 2 orang. jika tidak berhenti maka 2 orang tersebut akan dibawa ke kantor polisi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
4. Mediation <br />
Penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi diberikan keputusan yang meningkat.<br />
Contoh : Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang berkelahi.<br />
<br />
5. Conciliation <br />
Usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.<br />
Contoh : Ormas perlindungan anak bertemu dengan anggota DPR agar kekerasan terhadap anak dibawah umur dapat dihentikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
6. Toferatin <br />
Toleransi antar kedua belah pihak..<br />
Contoh : Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras dengan ras yang lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
7. Stalemate <br />
Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.<br />
Contoh : Gencatan senjata antara kedua belah pihak yang terjadi konflik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
8. Adjudication <br />
Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan<br />
Contoh : pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai masalah. Maka harus diselesaikan di pengadilan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br />
</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-68542943414492051942011-11-15T20:19:00.001-08:002011-11-15T20:45:39.513-08:00Sejarah Perkembangan Sosiologi<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1.Awal perkembangan sosiologi</span></div><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Nama sosiologi diberikan oleh Auguste Comte, seorang filsuf Perancis yang hidup pada awal abad 19 (1798-1875)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebelum Auguste Comte antara lain ; Plato (429-347 SM), Thomas Morem, Campanela, dan Aristoteles.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Zaman Renaisance (1200-1600), Thomas More terkenal dengan UTOPIAnya dan Campanella yang menulis <b><i>CITY OF THE SUN.</i></b></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Auguste Comte sebagai pelopor sosiologi membagi tiga tahap perkembangan intelektual yaitu: </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a.tahap teologi atau fiktif</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">b.tahap metafisika</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">c.tahap ilmu pengetahuan positif</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2.Timbulnya sosiologi modern</span></div><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Filsafat (MATER SCIANTRIUM) abad ke 20 oleh Emile Dukheim (1858-1917) dan pada tahun 1895 menulis <i>Rule of <b>Sosiological Method</b></i></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Lalu dikembangkan oleh W.I. Thomas (1863-1947) dan Herbert Spencer (1176) mengenai teori evolusi social.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sosiolog Amerika Lesterward (1883) dengan karyanya <b><i>Dynamic Sosiology.</i></b></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Max Weber (1884-1920) berpendapat bahwa studi ilmu social berdasar gejala dalam dunia bersama.</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3.Sosiologi di Indonesia</span></div><ul style="text-align: justify;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebelum perang dunia II, ajaran para pujangga dan pemimpin Indonesia seperti Sri Paduka dari Surakarta “<b><i>inter group relation</i></b>”, Ki Hajar Dewantara dalam organisasi “<b><i>taman siswa</i></b>”, dan periode Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta <b><i>Recht Hogeschool.</i></b></span></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b><i> Kekuatan sosial yang berperan dalam perkembangan teori sosiologi</i></b></span></div><br />
1. Revolusi Politik<br />
<ul style="text-align: justify;"></ul>Berbagai peristiwa politik yang terjadi di Eropa yang diawali dengan Revolusi Perancis pada tahun 1789 memberikan semangat bagi para pemikir untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada masyarakat. Revolusi selain merubah tatanan politik juga membawa dampak yang begitu luar biasa bagi masyarakat. Serangkaian konflik dan peperangan menimbulkan kerugian yang luar biasa bagi masyarakat, terutama di Perancis. Pada saat itulah, para pemikir mencoba untuk merubah tatanan masyarakat yang tercerai berai menjadi lebih kondusif. Beberapa pemikir bahkan secara ekstrim ingin mengembalikan kondisi seperti pada abad-abad pertengahan. Namun beberapa pemikir lainnya mencoba mencari celah untuk mencari “tatanan masyarakat masa depan” yang lebih ideal. Perhatian utama para pemikir adalah pada isu “ketertiban sosial” yang kemudian dikenal dengan sosiologi klasik, dengan pemikir utama Comte dan Durkheim.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">2. Revolusi industri dan kemunculan kapitalisme</div><div style="text-align: justify;">Selain revolusi politik yang melanda Eropa, revolusi industri juga turut memberikan warna pada lahirnya sosiologi. Revolusi industri ditandai dengan berubahnya corak produksi negara-negara Eropa yang semula bertumpu pada sektor pertanian berubah pada sektor industri. Revolusi industri muncul sebagai akibat dari lahirnya berbagai penemuan baru di bidang teknologi. Salah satu penemuan yang spektakuler adalah kemunculan mesin uap yang ditemukan oleh James Watt. Kapitalisme lahir ditandai dengan penguasaan aset produksi oleh sebagian kecil masyarakat, sedangkan sebagian besar masyarakat hanya dijadikan alat produksi sebagai buruh dengan tingkat keuntungan yang kecil. Kondisi ini memunculkan gerakan buruh yang menuntut kesejahteraan bahkan secara radikal seringkali berubah menjadi “pemberontakan buruh”. Pergolakan ini menjadi bahan kajian bagi para pemikir, antara lain Marx, Weber, Durkheim dan Simmel.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">3. Kemunculan sosialisme</div><div style="text-align: justify;">Sosialisme dianggap sebagai musuh bebuyutan kapitalisme sehingga dapat dikatakan bahwa upaya penghancuran kapitalisme adalah melalui sosialisme. Marx adalah salah satu pendukung gagasan sosialisme, walaupun Marx tidak secara tegas akan mengambangkan sosialisme, namun dalam banyak tulisannya Marx mengkritik habis-habisan kapitalisme. Namun demikian pemikiran Marx ditentang oleh Weber dan Durkheim. Walaupun menyadari maslaah yang timbul seiring dengan kapitalisme, mereka lebih mengkhawatirkan isu sosialisme yang dibawa oleh Marx. Marx mencita-citakan tatanan masyarakat baru melalui revolusi sosial (gerakan buruh) yang dinilai oleh Weber dan Durkheim akan membawa permasalahan baru yang jauh lebih besar. Mereka berdua menawarkan solusi yang lebih <i>soft </i>berupa reformasi.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">4. Feminisme</div><div style="text-align: justify;">Feminisme merupakan gerakan perempuan yang menuntut adanya persamaan hak dan keluar dari subordinasi yang dihasilkan oleh sistem sosial masyarakat Eropa. Gerakan buruh, persamaan hak perempuan, penghapusan perbudakan, kedudukan perempuan dalam hukum dan berbagai isu gender lainnya menjadi salah satu bahan debat yang menjadi perhatian utama para aktivis feminisme pada waktu itu.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">5. Urbanisasi</div><div style="text-align: justify;">Revolusi industri mebawa permasalahan sosial baru berupa urbanisasi. Laju perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi sangat mengkhawatirkan demikian pula perubahan desa menjadi kota seiring perubahan sistem produksi. Migrasi desa kota membawa dampak pada penyesuaian pola perilaku masyarakat urban. Serangkaian permasalahan juga timbul ketika desa terkena dampak industrialisasi. Topik ini kemudia semakin berkembang ketika Amerika mulai terkena dampak revolusi industri. Chicago, sebuah kota di Amreika menjadi salah satu “laboratorium” yang mampu memberikan pencerahan bagi para pemikir untuk mengembangkan teori-teori sosiologi dan melahirkan mahdzab Chicago.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">6. Perubahan keagamaan</div><div style="text-align: justify;">Kapitalisme tidak dapat lepas dari perubahan-perubahan dalam bidang keagamaan. Weber mencoba menelaahnya melalui tulisan yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Gerakan protestan yang berkembang pesat menjadi salah satu kajian yang menarik bagi sosiolog. Marx bahkan secara ekstrim mengkritisi masalah keagamaan ini.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">7. Perkembangan ilmu pengetahuan</div><div style="text-align: justify;">Lahirnya sosiologi dibarengi dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Tidak mengherankan apabila beberapa pemikir mencoba menggunakan pendekatan-pendekatan ilmu pengetahuan alam. Namun demikian debat terjadi ketika beberapa ahli berargumen bahwa fenomena sosial tidak sama dengan fenomena alam.</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-31679085238322842132011-11-15T20:08:00.000-08:002011-11-15T20:08:45.292-08:00Sejarah Perkembangan Sosiologi<div style="text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:EnableOpenTypeKerning/> <w:DontFlipMirrorIndents/> <w:OverrideTableStyleHps/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri, sosiologi masih berumur relatif muda yaitu kurang dari 200 tahun. Istilah sosiologi untuk pertama kali diciptakan oleh Auguste Comte dan oleh karenanya Comte sering disebut sebagai bapak sosiologi. Istilah sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya yang pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan dalam tahun 1838. Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap metode ilmiah. Menurut Comte ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis bukan pada kekuasaan dan spekulasi. Hal ini merupakan pandangan baru pada saat itu. <br />
Di Inggris Herbert Spencer menerbitkan bukunya Principle of Sociology dalam tahun 1876. Ia menerapkan teeori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang “evolusi sosial” yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian. <br />
Seorang Amerika Lester F. Ward yang menerbitkan bukunya “Dynamic Sociology” dalam tahun 1883, menghimbau kemajuan sosial melalui tindakan-tindakan sosial yang cerdik yang harus diarahkan oleh para sosiolog. <br />
Seorang Perancis, Emile Durkheim menunjukkan pentingnya metodologi ilmiah dalam sosiologi. Dalam bukunya Rules of Sociological Method yang diterbitkan tahun 1895, menggambarkan metodologi yang kemudian ia teruskan penelaahannya dalam bukunya berjudul Suicide yang diterbitkan pada tahun 1897. Buku itu memuat tentang sebab-sebab bunuh diri, pertama-tama ia merencanakan disain risetnya dan kemudian mengumpulkan sejumlah besar data tentang ciri-ciri orang yang melakukan bunuh diri dan dari data tersebut ia menarik suatu teori tentang bunuh diri.<br />
Kuliah-kuliah sosiologi muncul di berbagai universitas sekitar tahun 1890-an. The American Journal of Sociology memulai publikasinya pada thun 1895 dan The American Sociological Society (sekarang bernama American Sociological Association) diorganisasikan dalam tahun 1905. <br />
Sosiolog Amerika kebanyakan berasal dari pedesaan dan mereka kebanyakan pula berasal dari para pekerja sosial; sosiolog Eropa sebagian besar berasal dari bidang-bidang sejarah, ekonomi politik atau filsafat.<br />
Urbanisasi dan industrialisasi di Amerika pada tahun 1900-an telah menciptakan masalah sosial. Hal ini mendorong para sosiolog Amerika untuk mencari solusinya. Mereka melihat sosiologi sebagai pedoman ilmiah untuk kemajuan sosial. Sehingga kemudian ketika terbitnya edisi awal American Journal of Sociology isinya hanya sedikit yang mengandung artikel atau riset ilmiah, tetapi banyak berisi tentang peringatan dan nasihat akibat urbanisasi dan industrialisasi. Sebagai contoh suatu artikel yang terbit di tahun 1903 berjudul “The Social Effect of The Eight Hour Day” tidak mengandung data faktual atau eksperimental. Tetapi lebih berisi pada manfaat sosial dari hari kerja yang lebih pendek.<br />
Namun pada tahun 1930-an beberapa jurnal sosiologi yang ada lebih berisi artikel riset dan deskripsi ilmiah. Sosilogi kemudian menjadi suatu pengetahuan ilmiah dengan teorinya yang didasarkan pada obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi.<br />
Para sosiolog tersebut pada dasarnya merupakan ahli filsafat sosial. Mereka mengajak agar para sosiolog yang lain mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data yang nyata, dan dari kenyataan itu disusun teori sosial yang baik. <br />
<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-14416809052956526562011-05-31T06:32:00.000-07:002011-11-15T22:42:55.255-08:00FOREIGN DIRECT INVESTMENT<div style="text-align: justify;">Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keuangan" title="Keuangan">keuangan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi" title="Ekonomi">ekonomi</a>. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aktiva" title="Aktiva">aktiva</a> dengan suatu harapan mendapatkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keuntungan" title="Keuntungan">keuntungan</a> dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1) </b><b>Domestic Direct Investment ( Penanaman Modal Dalam Negeri )</b></div><div style="text-align: justify;">Penanam modal dalam negeri (PMDN) adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal diwilayah negara Republik Indonesia yang dilaksanakan berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1970.</div><div style="text-align: justify;"><b>Dokumen pendukung permohonan:</b></div><div style="text-align: justify;"><i>1. Bukti diri pemohon :</i><br />
</div><div style="text-align: justify;">a. Rekaman Akte Pendirian perusahaan dan perubahannya untuk PT, BUMN/ BUMD, CV, Fa; atau</div><div style="text-align: justify;">b. Rekaman Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi; atau</div><div style="text-align: justify;">c. Rekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Perorangan.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>2. Surat Kuasa dari yang berhak apabila penandatangan permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri.</i><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>3. Rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pemohon.</i><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>4. Uraian Rencana Kegiatan :</i></div><div style="text-align: justify;">a. Uraian Proses Produksi yang dilengkapi dengan alir proses (Flow Chart), serta mencantumkan jenis bahan baku/bahan penolong, bagi industri pengolahan; atau</div><div style="text-align: justify;">b. Uraian kegiatan usaha, bagi kegiatan di bidang jasa.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>5. a. Persyaratan dan/atau ketentuan sektoral tertentu yang dikeluarkan oleh Pemerintah, seperti yang tercantum antara lain dalam Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penanaman Modal.</i></div><div style="text-align: justify;">b. Khusus sektor pertambangan yang merupakan kegiatan ekstraksi, sektor energi, sektor perkebunan kelapa sawit dan sektor perikanan harus dapat rekomendasi dari instansi yang bersangkutan.</div><div style="text-align: justify;">c. Khusus untuk bidang usaha industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit yang bahan bakunya tidak berasal dari kebun sendiri, harus dilengkapi dengan jaminan bahan baku dari pihak lain yang diketahui oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota setempat.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>6. Bagi bidang usaha yang dipersyaratkan kemitraan :</i></div><div style="text-align: justify;">a. Kesepakatan/perjanjian kerjasama tertulis mengenai kesepakatan bermitra dengan Usaha Kecil, yang antara lain memuat nama dan alamat masing-masing pihak, pola kemitraan yang akan digunakan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan bentuk pembinaan yang diberikan kepada usaha kecil.</div><div style="text-align: justify;">b. Akta Pendirian atau perubahannya atau risalah RUPS mengenai penyertaan Usaha Kecil sebagai pemegang saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>7. Surat Pernyataan di atas materai dari Usaha Kecil yang menerangkan bahwa yang bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995.</i></div><div style="text-align: justify;">Proses pengurusan:</div><div style="text-align: justify;">1. Pemeriksaan dan persiapan permohonan MODEL I / PMDN</div><div style="text-align: justify;">2. Pengajuan dan monitor permohonan</div><div style="text-align: justify;">3. Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)</div><div style="text-align: justify;">4. Akta Pendirian Perusahaan dari Notaris</div><div style="text-align: justify;">5. Surat Keterangan Domisili Perusahaan</div><div style="text-align: justify;">6. NPWP – Nomor Pokok Wajib Pajak</div><div style="text-align: justify;">7. Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia</div><div style="text-align: justify;">8. SPPKP – Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak</div><div style="text-align: justify;">9. TDP – Tanda Daftar Perusahaan.<br />
</div><div style="text-align: justify;">Perusahaan Penanaman Modal Negeri mendapatkan fasilitas dalam bentuk :</div><div style="text-align: justify;">♦ Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;</div><div style="text-align: justify;">♦ pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;</div><div style="text-align: justify;">♦ pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;</div><div style="text-align: justify;">♦ pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu;</div><div style="text-align: justify;">♦ penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan</div><div style="text-align: justify;">♦ keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.</div><div style="text-align: justify;">Kriteria Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain :</div><div style="text-align: justify;">♦ Menyerap banyak tenaga kerja</div><div style="text-align: justify;">♦ Termasuk skala prioritas tinggi</div><div style="text-align: justify;">♦ termasuk pembangunan infrastruktur</div><div style="text-align: justify;">♦ melakukan alih teknologi</div><div style="text-align: justify;">♦ melakukan industri pionir</div><div style="text-align: justify;">♦ berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu</div><div style="text-align: justify;">♦ menjaga kelestarian lingkungan hidup</div><div style="text-align: justify;">♦ melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi</div><div style="text-align: justify;">♦ bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi</div><div style="text-align: justify;">♦ industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi didalam negeri.</div><div style="text-align: justify;">Cara Pembayaran dengan Down Payment 50% setelah Surat Perjanjian Kerja/PO, pelunasan setelah NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) diselesaika.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>2) </b><b>Foreign Direct Investment ( Investasi Langsung Luar Negeri )</b></div><div style="text-align: justify;">FDI (<i>Foreign Direct Investment</i>) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut ‘<i>home country</i>‘) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut ‘<i>host country</i>‘) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.</div><div style="text-align: justify;">Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal (<i>reinvestment</i>) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.</div><div style="text-align: justify;">Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (<i>joint ventures</i>) dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau ‘<i>syndicates</i>‘) dan biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan sumberdaya. Istilah FDI biasanya tidak mencakup investasi asing di bursa saham.</div><div style="text-align: justify;">Investasi asing langsung layak dilaksanakan dalam situasi berikut :</div><div style="text-align: justify;">1. Perusahaan yang sudah berhasil mengekspor ke Negara asing, bermaksud menghemat biaya transportasi. Maka ia mendirikan anak perusahaan di Negara itu untuk memproduksi serta menjual produk di sana.</div><div style="text-align: justify;">2. Perusahaan yang sudah mengekspor produknya mendapatkan informasi bahwa pemerintah asing akan menerapkan hambatan perdagangan.</div><div style="text-align: justify;">3. Negara asing membutuhkan teknologi maju dan menawarkan insentif (seperti penggunaan tanah gratis). Negara asing mengharapkan perusahaan akan memperkerjakan penduduk setempat.</div><div style="text-align: justify;">UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan politik. Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah para penanam modal asing ini.</div><div style="text-align: justify;">Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa mengontrol atau setidaknya punya pengaruh penting manajemen dan produksi dari perusahaan di luar negeri. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya persoalan.</div><div style="text-align: justify;">FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>TUJUAN FDI (FOREIGN DIRECT INVESTMENT)<br />
</b>Tujuan setiap FDI tidaklah sama, perusahaan investor tergerak oleh berbagai ragam alasan untuk berinvestasi di luar negeri. Mereka memiliki proses pengambilan keputusan dan prioritas yang berbeda – beda saat memilih sebuah lokasi investasi. Terdapat empat tujuan utama FDI (Foreign Direct Investment) yaitu:</div><div style="text-align: justify;">1. Pencari sumber daya,</div><div style="text-align: justify;">2. Pencari pasar,</div><div style="text-align: justify;">3. Pencari efesiensi dan</div><div style="text-align: justify;">4. Pencari asset strategi</div><div style="text-align: justify;">FDI dapat memberikan beragam manfaat ekonomi dan lainnya untuk lokasi tuan rumah, manfaat ini termasuk meningkatkan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dampak menguntungkan untuk investasi lokal, alih teknologi, membaiknya keterampilan buruh, meningkatnya ekspor, meningkatkan kebersaingan internasional dari perusahaan –perusahaan lokal dan meningkatnya persaingan domestik.</div><div style="text-align: justify;">Pengaruh terbesar FDI ini ada di negara-negara berkembang. Patut dicatat pula bahwa dana Bantuan Pembangunan Luar Negeri atau ODA (<i>Overseas Development Assistance</i>) dulunya adalah sumber utama dana pembangunan di banyak negara berkembang. Pembiayaan swasta (privat), melalui FDI, telah menjadi sumber terbesar dari dana ‘pembangunan’. Peningkatan luarbiasa FDI ini adalah akibat dari pertumbuhan pesat perusahaan-perusahaan transnasional dalam ekonomi global.</div><div style="text-align: justify;">Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena aliran investasi masuk dan keluar dari negara mereka bisa mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), <i>Gross Fixed Capital Formation</i> (GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena-bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu-FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada teknologi, produk, ketrampilan, dan pendanaan yang baru.</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-66558754009908300552011-05-31T06:22:00.000-07:002011-05-31T06:23:05.327-07:00BI Rate<span id="HtmlPlaceholderControl1"><div align="justify"><b>Definisi</b></div><div align="justify">BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau <i>stance</i> kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. </div><div align="justify"><b>Fungsi</b></div><div align="justify">BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap <a href="http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Agenda+Kegiatan+BI/Rapat+Dewan+Gubernur/">Rapat Dewan Gubernur</a> bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (<i><a href="http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Operasi+Moneter/Proyeksi+Likuiditas+Harian/">liquidity management</a></i>) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.</div><div align="justify">Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank <i>Overnight</i> (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. </div><div align="justify">Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.</div><div align="justify"><span id="HtmlPlaceholderControl1"><div align="justify"><b>Jadwal Penetapan dan Penentuan</b></div><ul><li> <div align="justify">Penetapan respons (<i>stance</i>) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan. </div></li>
<li> <div align="justify">Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya </div></li>
<li> <div align="justify">Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (<i>lag of monetary policy</i>) dalam memengaruhi inflasi. </div></li>
<li> <div align="justify">Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan <i>stance</i> Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum <a href="http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Agenda+Kegiatan+BI/Rapat+Dewan+Gubernur/">RDG</a> Bulanan melalui RDG Mingguan.</div></li>
</ul><div align="justify"><b>Besar Perubahan BI Rate</b></div><div align="justify">Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 <i>basis poin</i> (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. </div></span> </div></span><br />
<table border="0" cellpadding="1" cellspacing="1" class="biwebpp"><tbody>
<tr> <td align="right"></td></tr>
</tbody></table>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-70147562222171797072011-05-31T06:19:00.000-07:002011-05-31T06:20:02.584-07:00Hot Money<h2 class="post-title" style="text-align: justify;"><br />
</h2><div></div><div class="post-content" style="text-align: justify;">Hot money adalah istilah yang paling umum digunakan dalam pasar keuangan untuk merujuk pada aliran dana (atau modal) dari satu negara ke negara lain untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek pada tingkat bunga perbedaan dan / atau diantisipasi nilai tukar shift. Arus modal spekulatif ini disebut “hot money” karena mereka dapat bergerak sangat cepat masuk dan keluar dari pasar, berpotensi menyebabkan ketidakstabilan pasar.<br />
<b>Ilustrasi Arus Hot Money</b><br />
Contoh sederhana berikut menggambarkan fenomena hot money: Pada awal tahun 2011, tingkat rata-rata nasional satu tahun sertifikat deposito di Amerika Serikat adalah 0,95%. Sebaliknya, patokan Cina suku bunga deposito satu tahun adalah 3%. Dan itu secara luas diyakini bahwa mata uang Cina (renminbi) secara serius undervalued terhadap trading mata uang utama dunia dan karena itu akan menghargai terhadap dolar AS di tahun mendatang. Dengan situasi ini, jika seorang investor dalam deposito US nya / uang di sebuah bank Cina, investor akan mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi daripada dalam situasi di mana dia simpanan uang di bank AS. Hal ini membuat Cina menjadi target utama bagi masuknya uang panas. Ini hanyalah sebuah contoh untuk ilustrasi. Pada kenyataannya, uang panas mengambil berbagai bentuk investasi<br />
Selain itu, deskripsi yang jelas berikut uang panas bantuan lebih lanjut menggambarkan hal ini phenomemon: “satu negara atau sektor dalam perekonomian dunia mengalami krisis keuangan , modal mengalir keluar dalam keadaan panik, investor lebih mencari tujuan yang menarik untuk uang mereka,. Pada berikutnya tujuan aliran modal membuat ledakan yang disertai dengan meningkatnya pelunasan hutang, naiknya harga aset dan booming konsumsi-untuk waktu Tapi semua. terlalu sering, ini aliran modal masuk diikuti oleh krisis lain. Beberapa komentator menggambarkan pola aliran modal sebagai “hot money” yang mengalir dari satu sektor atau negara ke depan dan meninggalkan jejak kerusakan.”<br />
<b>Jenis-Jenis Hot Money</b><br />
Seperti disebutkan di atas, modal dalam bentuk berikut ini dapat dianggap uang panas:<br />
Jangka pendek asing portofolio investasi, termasuk investasi dalam saham, obligasi dan derivatif keuangan<br />
Pinjaman jangka pendek bank asing<br />
Kredit bank asing dengan cakrawala investasi jangka pendek<br />
Jenis modal dalam kategori di atas memiliki karakteristik yang sama: jangka waktu investasi pendek, mereka bisa datang cepat dan pergi dengan cepat.<br />
<b>Perkiraan Nilai Total</b><br />
Tidak ada metode yang didefinisikan dengan baik untuk memperkirakan jumlah “hot money” mengalir ke negara selama jangka waktu tertentu, karena ” hot money” arus cepat dan buruk dipantau. Selain itu, sekali estimasi dibuat, jumlah ” hot money” tiba-tiba bisa naik atau turun, tergantung pada kondisi ekonomi mendorong aliran dana. Salah satu cara umum yang kurang lebih sama aliran ” hot money” adalah untuk mengurangi suatu negara surplus perdagangan (atau defisit) dan aliran bersih dari investasi langsung asing (FDI) dari perubahan bangsa cadangan devisa.<br />
Hot Money (approx) = Perubahan cadangan devisa – Ekspor bersih – Bersih investasi asing langsung<br />
<b>Sumber Dan Penyebab</b><br />
Hot money biasanya berasal dari modal orang kaya, negara-negara maju yang memiliki tingkat pertumbuhan GDP lebih rendah dan tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDB dan tingkat bunga emerging market ekonomi seperti India, Brazil, Cina, Turki, Malaysia dll Meskipun penyebab spesifik dari aliran uang panas agak berbeda dari waktu ke waktu, tetapi umumnya, berikut ini dapat dianggap sebagai penyebab aliran uang panas [4] :<br />
berkelanjutan penurunan suku bunga di negara-negara industri maju maju. Tingkat bunga yang lebih rendah di negara maju menarik investor ke hasil investasi yang tinggi dan meningkatkan prospek ekonomi di Asia dan Amerika Latin.<br />
kecenderungan umum ke arah diversifikasi internasional investasi di pusat-pusat keuangan utama dan terhadap integrasi yang tumbuh di dunia pasar modal .<br />
emerging market negara mulai mengadopsi kebijakan moneter dan fiskal yang sehat serta berorientasi reformasi pasar termasuk liberalisasi perdagangan dan pasar modal. reformasi kebijakan tersebut, antara lain, telah menghasilkan peningkatan kredibel di tingkat pengembalian atas investasi.<br />
Seperti dijelaskan, hot money di atas dapat dalam bentuk yang berbeda. Hedge fund, portofolio investasi dana lain dan pinjaman internasional institutations keuangan domestik umumnya dianggap sebagai kendaraan dari uang panas. Di Asia Timur Krisis Keuangan 1997 dan di 1998 Krisis Keuangan Rusia , “uang panas” terutama berasal dari bank, bukan investor portofolio.<br />
<b>Dampak</b><br />
Modal mengalir dari dan dikembangkan dunia yang kaya untuk mengembangkan dan emerging market negara harus disambut. Karena modal asing dapat membiayai investasi dan merangsang pertumbuhan ekonomi, sehingga membantu meningkatkan standar hidup di negara berkembang. Arus Modal dapat meningkatkan kesejahteraan dengan memungkinkan rumah tangga untuk kelancaran keluar konsumsi mereka dari waktu ke waktu dan mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi. Arus Modal dapat membantu negara-negara maju mencapai internasional diversifikasi yang lebih baik dari portofolio mereka.<br />
Namun, dan tiba-tiba arus masuk modal besar dengan cakrawala investasi jangka pendek memiliki efek negatif makro ekonomi, termasuk ekspansi moneter yang cepat, tekanan inflasi, apresiasi nilai tukar riil dan pelebaran giro defisit. Terutama, ketika modal mengalir dalam volume menjadi kecil dan dangkal lokal pasar keuangan , nilai tukar cenderung untuk menghargai, harga aset untuk lokal harga komoditas dan bersatu dengan boom. Gerakan-gerakan ini harga aset menguntungkan meningkatkan indikator fiskal nasional dan mendorong ekspansi kredit domestik. Ini, pada gilirannya, memperburuk kelemahan struktural di sektor bank domestik. Ketika ‘investor sentimen global pada muncul pergeseran pasar, sebaliknya arus dan harga aset memberi kembali keuntungan mereka, sering memaksa penyesuaian menyakitkan pada perekonomian. Berikut ini adalah rincian dari bahaya yang hot money hadiahi kepada penerima negara ekonomi:<br />
arus masuk modal besar-besaran dengan horizon investasi jangka (uang panas) dapat menyebabkan harga aset untuk rally dan inflasi naik. Masuknya tiba-tiba dalam jumlah besar uang asing akan meningkatkan basis moneter dari negara penerima, yang akan membantu menciptakan boom kredit. Hal ini, pada gilirannya, akan menghasilkan situasi seperti ini di mana “barang terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit”. Konsekuensi dari ini akan inflasi.<br />
tiba-tiba arus masuk modal jangka pendek (hot money) dapat memimpin apresiasi nilai tukar atau bahkan menyebabkan angka overshoot tukar. Dan jika ini apresiasi nilai tukar berlanjut, ini akan merugikan daya saing ekspor yang masing-masing sektor negara dengan membuat negara ekspor lebih mahal dibandingkan dengan barang-barang asing dan jasa yang serupa.<br />
tiba-tiba keluar hot money, yang pasti selalu akan terjadi, akan deflate harga aset dan dapat menyebabkan runtuhnya nilai mata uang negara masing-masing. Hal ini terutama terjadi di negara-negara dengan aset internasional cair relatif langka. Ada kesepakatan yang berkembang bahwa ini adalah kasus di Asia Timur 1997 Krisis Keuangan. Dalam jangka-sampai krisis, perusahaan dan perusahaan swasta di Korea Selatan, Thailand dan Indonesia dalam jumlah besar akumulasi utang luar negeri jangka pendek (sejenis uang panas).Tiga negara berbagi characterestic umum memiliki besar rasio utang luar negeri jangka pendek untuk cadangan devisa. Ketika modal mulai mengalir keluar, itu menyebabkan jatuhnya harga aset dan nilai tukar. Kepanikan keuangan yang diberi itu sendiri menyebabkan kreditur asing untuk panggilan dalam pinjaman dan deposan menarik dana dari bank, semua membesarkan ilikuiditas sistem keuangan domestik dan memaksa putaran lain liquadations aset mahal dan deflasi harga. Dalam semua dari tiga negara, lembaga-lembaga keuangan domestik datang ke ambang default pada kewajiban jangka pendek eksternal mereka.<br />
Namun, beberapa ekonom dan ahli keuangan berpendapat bahwa uang panas juga dapat memainkan peran positif di negara-negara yang memiliki tingkat yang relatif rendah dari cadangan devisa, karena arus modal masuk dapat menyajikan sebuah kesempatan yang berguna bagi negara-negara untuk meningkatkan reverve ‘kepemilikan bank-bank sentral mereka.<br />
<b>Kontrol</b><br />
Secara umum, mengingat bunga yang cukup tinggi tarif mereka dibandingkan dengan ekonomi pasar yang maju, muncul pasar ekonomi adalah tujuan hot money. Meskipun negara-negara emerging market menyambut arus masuk modal seperti investasi langsung asing, tetapi karena negatif’s efek uang panas pada perekonomian, mereka melembagakan kebijakan berbeda untuk menghentikan “uang panas” dari yang masuk ke negara mereka dan untuk menghilangkan efek dari panas uang.<br />
negara-negara yang berbeda menggunakan metode yang berbeda untuk mencegah arus besar uang panas. Berikut ini adalah metode utama untuk menangani uang panas.<br />
Apresiasi nilai tukar: nilai tukar dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol aliran uang panas. Apabila kurs diyakini undervalued, yang akan menjadi penyebab aliran uang panas. Dalam keadaan seperti itu, ekonom biasanya menunjukkan penghargaan satu-off signifikan daripada bergerak secara bertahap dalam valuta asing. Karena penghargaan bertahap dari nilai tukar akan menarik lebih banyak uang panas bahkan ke negara itu. Satu kekurangan dari pendekatan ini adalah bahwa apresiasi nilai tukar akan mengurangi daya saing ekspor sektor.<br />
Tingkat bunga pengurangan: negara-negara yang mengadopsi kebijakan ini akan menurunkan patokan bunga bank sentral Teman tarif mereka untuk mengurangi insentif untuk inflow. Sebagai contoh, pada tanggal 16 Desember 2010, Bank Sentral Turki mengejutkan pasar dengan memotong suku bunga pada saat inflasi meningkat dan relatif tinggi pertumbuhan ekonomi . Erdem Basci, Deputi Gubernur bank Bank Sentral Turki berpendapat bahwa pemotongan suku bunga secara bertahap adalah cara terbaik untuk mencegah arus masuk modal berlebihan memicu gelembung aset dan apresiasi mata uang [13] . Pada tanggal 14 Februari 2011, Mehmet Simsek, Menteri Keuangan Turki mengatakan: “lebih dari $ 8 miliar di investasi jangka pendek telah keluar negeri setelah potongan harga bank sentral dan mengambil langkah-langkah untuk memperlambat pertumbuhan kredit. Pasar telah mendapat pesan bahwa Turki tidak ingin arus masuk “hot money”<br />
Kontrol Administrasi pada arus masuk modal: beberapa kebijakan kontrol modal yang diadopsi oleh Cina termasuk dalam kategori ini.Sebagai contoh, Di Cina: pemerintah tidak mengizinkan dana asing secara langsung berinvestasi di pasar modal. Selain itu, bank sentral Cina set quota untuk domestiknya lembaga keuangan untuk penggunaan utang luar negeri jangka pendek dan mencegah bank dari overusing kuota mereka [15] . Pada bulan Juni 1991, pemerintah Chili melembagakan dibayar) 20 persen cadangan kebutuhan (non-nonrenumerated untuk disimpan di Bank Sentral untuk jangka waktu satu tahun untuk kewajiban dalam mata uang asing, untuk perusahaan yang pinjaman langsung dalam mata uang asing.<br />
Meningkatkan persyaratan cadangan bank dan sterilisasi: beberapa negara mengejar tukar suku bunga tetap kebijakan. Dalam menghadapi arus masuk modal bersih yang besar, negara-negara akan campur tangan di pasar valuta asing untuk mencegah tingkat apresiasi nilai. Kemudian mensterilkan dampak moneter dari intervensi melalui operasi pasar terbuka dan melalui peningkatan cadangan bank persyaratan. Misalnya, ketika uang panas berasal dari AS masuk China, investor akan menjual dolar AS dan membeli yuan China di pasar valuta asing. Hal ini akan memberikan tekanan ke atas pada nilai yuan. Dalam rangka mencegah apresiasi mata uang Cina, bank sentral cetak yuan China untuk membeli dolar AS. Hal ini akan meningkatkan jumlah uang beredar di Cina, yang pada gilirannya akan menyebabkan inflasi. Kemudian, bank sentral China telah meningkatkan cadangan bank persyaratan atau Cina menerbitkan obligasi pemerintah untuk membawa kembali uang yang telah previouly dilepas ke pasar pada nilai tukar operasi intervensi.Namun, seperti pendekatan lain, pendekatan ini memiliki keterbatasan. Yang pertama, bank sentral tidak bisa terus meningkat cadangan bank , karena melakukan hal negatif akan mempengaruhi’s profitabilitas bank. Yang kedua, di pasar berkembang ekonomi, dalam negeri pasar keuangan tidak cukup dalam untuk operasi pasar terbuka untuk menjadi efektif.<br />
Fiskal pengetatan: ide adalah dengan menggunakan menahan diri fiskal, terutama dalam bentuk belanja luka di nontradables, sehingga permintaan agregat lebih rendah dan mengekang dampak inflasi dari aliran modal.<br />
<div align="center" style="margin-bottom: 10px;"><script type="text/javascript">
GA_googleAddAttr("AdOpt", "1");
GA_googleAddAttr("Origin", "extsearch");
GA_googleAddAttr("SearchTerm", "hot"); GA_googleAddAttr("SearchTerm", "money"); GA_googleAddAttr("theme_bg", "301e07"); GA_googleAddAttr("theme_border", "330000"); GA_googleAddAttr("theme_text", "cccc9a"); GA_googleAddAttr("theme_link", "ff99cc"); GA_googleAddAttr("theme_url", "ff99cc"); GA_googleAddAttr("LangId", "1");
GA_googleAddAttr("Autotag", "technology"); GA_googleAddAttr("Autotag", "business"); GA_googleAddAttr("Autotag", "money");
GA_googleFillSlot("wpcom_below_post");
</script><script src="http://pubads.g.doubleclick.net/gampad/ads?correlator=1306847040268&output=json_html&callback=GA_googleSetAdContentsBySlotForSync&impl=s&client=ca-pub-3443918307802676&slotname=wpcom_below_post&page_slots=wpcom_below_post&cust_params=AdOpt%3D1%26Origin%3Dextsearch%26SearchTerm%3Dhot%252Cmoney%26theme_bg%3D301e07%26theme_border%3D330000%26theme_text%3Dcccc9a%26theme_link%3Dff99cc%26theme_url%3Dff99cc%26LangId%3D1%26Autotag%3Dtechnology%252Cbusiness%252Cmoney&cookie_enabled=1&url=http%3A%2F%2Fkuswan.wordpress.com%2F2011%2F05%2F18%2Fhot-money%2F&ref=http%3A%2F%2Fwww.google.co.id%2Furl%3Fsa%3Dt%26source%3Dweb%26cd%3D5%26ved%3D0CEcQFjAE%26url%3Dhttp%253A%252F%252Fkuswan.wordpress.com%252F2011%252F05%252F18%252Fhot-money%252F%26rct%3Dj%26q%3Dhot%2520money%26ei%3D8ObkTYCQF5DwrQfc6YyuBg%26usg%3DAFQjCNH3ubCnnD3iLpESOj33SelDmBMxIg&lmt=1306847039&dt=1306847041064&cc=100&biw=1007&bih=601&ifi=1&adk=4266991373&u_tz=420&u_his=11&u_h=768&u_w=1024&u_ah=738&u_aw=1024&u_cd=32&u_nplug=9&u_nmime=24&flash=10.1.102&gads=v2&ga_vid=1223178689.1306847041&ga_sid=1306847041&ga_hid=1142671944&ga_wpids=UA-52447-2">
</script> </div></div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-21163677762058529392011-04-12T07:41:00.000-07:002011-04-12T07:43:17.208-07:00Perdagangan Internasional<div class="Section1"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -54pt;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="ES">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><b><span lang="ES">DEFINISI </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><b><span lang="ES"> </span></b><span lang="ES">Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dmaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.Bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span lang="ES">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES">2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya melalui bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES">3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="ES">B. MANFAAT MELAKUKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL</span></b></span></div><div style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="ES">Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tetntu akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut. Manfat tersebut antara lain :<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7053469682155971917&postID=2116367776205852939" name="Memperoleh_barang_yang_tidak_dapat_dipro"></a></span></div><div style="margin-left: 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;"><b><span lang="ES">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span class="mw-headline"><b><span lang="ES">Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negri sendiri</span></b></span><b><span lang="ES"></span></b></div><div style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.</span></div><h4 style="margin-left: 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7053469682155971917&postID=2116367776205852939" name="Memperoleh_keuntungan_dari_spesialisasi"></a><span lang="ES">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span class="mw-headline"><span lang="ES">Memperoleh keuntungan dari spesialisasi</span></span><span lang="ES"></span></h4><div style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri.Sebagai contoh : Amerika Serikat dan Jepang mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Akan tetapi, Jepang dapat memproduksi dengan lebih efesien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang. Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut</span></div><div style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan lebih efesien. </span></div><div style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksi dalam negri.</span></div><div style="text-align: justify;"><b><span lang="ES">3.</span></b><span lang="ES"> <b>Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan</b> <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7053469682155971917&postID=2116367776205852939" name="Memperluas_pasar_dan_menambah_keuntungan"></a><span class="mw-headline"></span></span></div><div style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negri.</span></div><h4 style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7053469682155971917&postID=2116367776205852939" name="Transfer_teknologi_modern"></a><span class="editsection"><span lang="ES">4. </span></span><span class="mw-headline"><span lang="ES">Transfer teknologi modern</span></span><span lang="ES"></span></h4><div style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Perdagangan luar negri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih moderen.</span></div><div style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="ES">C. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span lang="ES">Setiap negara dalam kehidupan di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negara-negara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar negara atau yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Beberapa aladan yang menyebabkan terjadinya perdagangan antar negara (perdagangan internasional) antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="ES">1.</span></b><span lang="ES"> <b>Revolusi Informasi dan Transportasi</b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES"> Ditandai dengan berkembangnya era informasi teknologi, pemakaian sistem berbasis komputer serta kemajuan dalam bidang informasi, penggunaan satelit serta digitalisasi pemrosesan data, berkembangnya peralatan komunikasi serta masih banyak lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="ES">2. Interdependensi Kebutuhan</span></b><span lang="ES"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES"> Masing-masing negara memiliki keunggulan serta kelebihan di masing-masing aspek, bisa di tinjau dari sumber daya alam, manusia, serta teknologi. Kesemuanya itu akan berdampak pada ketergantungan antara negara yang satu dengan yang lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Liberalisasi Ekonomi</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;">Kebebasan dalam melakukan transaksi serta melakukan kerjasama memiliki implikasi bahwa masing-masing negara akan mencari peluang dengan berinteraksi melalui perdagangan antar negara. </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Asas Keunggulan Komparatif</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES"> Keunikan suatu negara tercermin dari apa yang dimiliki oleh negara tersebut yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini akan membuat negara memiliki keunggulan yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan bagi negara tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Kebutuhan Devisa </b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="ES"> Perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan devisa suatu negara. Dalam memenuhi segala kebutuhannya setiap negara harus memiliki cadangan devisa yang digunakan dalammelakukan pembangunan, salah satu sumber devisa adalah pemasukan dari perdagangan internasional.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -108pt;"><b><span lang="ES">D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">KETENTUAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span lang="ES">Membahas tentang perdagangan internasional tentunya tidak terlepas dari pembicaraan mengenai kegiatan ekspor impor. </span>Dalam melakukan kegiatan ekspor impor tersebut perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><b><u>Bidang Ekspor</u></b> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;">Ketentuan umum di bidang ekspor biasanya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan proses pengiriman barang ke luar negri. Ketentuan tersebut meliputi antara lain :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b><span lang="ES">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Ekspor</span></b><span lang="ES"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuanyang berlaku. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b><span lang="ES">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Syarat-syarat Ekspor</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><span lang="ES">A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES">B. Mendapat izin usaha dari Dept. </span>Teknis/Lembaga Pemerintah Non-Dept</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;">C. Memiliki izin ekspor berupa :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">APE (Angka Pengenal Ekspor) untuk Eksportir Umum berlaku lima tahun.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117pt; text-align: justify; text-indent: -72pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">APES (Angka Pengenal Ekspor Sementara) berlaku dua tahun</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117pt; text-align: justify; text-indent: -72pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">APET (Angka Pengenal Ekspor Terbatas) untuk PMA/PMDN</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Eksportir</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;">Pengusaha yang dapat melakukan ekspor, yang telah memiliki SIUP atau izin usaha dari Dept. Teknis/LembagaPemerintah Non-Dept berdasarkan ketentuan yang berlaku.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b><span lang="ES">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Eksportir Terdaftar (ET)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Perusahaan yang telah mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b><span lang="ES">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Barang Ekspor</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Seluruh jenis barang yang terdaftar sebagai barang ekspor dan sesuai dengan ketentuan perpajakan dan kepabeanan yang berlaku. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><u><span lang="ES">Bidang Impor</span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="ES">Ketentuan umum di bidang Impor biasanya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan proses pengiriman barang ke dalam negri. Ketentuan tersebut meliputi antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b><span lang="ES">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Impor </span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Perdagangan dengan cara memasukan barang dari luar negri ke dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuanyang berlaku. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Syarat-syarat Impor</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">a. Memiliki izin ekspor berupa :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">API (Angka Pengenal Impor) untuk Importir Umum berlaku selama perusahaan menjalankan usaha.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">APIS (Angka Pengenal Impor Sementara) berlaku untuk jangka waktu 2 tahun dan tidak dapat diperpanjang.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">API(S) Produsen untuk perusahaan diluar PMAatau PMDN.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas) untuk perusahaan PMA/PMDN</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="ES"> b. Persyaratan untuk memperoleh APIS :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Memiliki SIUP perusahaan besar atau menengah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Keahlian dalam perdagangan impor</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Referensi bank devisa</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Bukti kewajiban pajak (NPWP)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="ES">c. Persyaratan untuk memperoleh API :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Wajib memiliki APIS</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Telah melaksanakan impor sekurang 4 kali dan telah mencapai nilai nominal US$ 100.000,00</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span lang="ES" style="font-family: Wingdings;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES">Tidak pernah ingkar kontrak impor</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b><span lang="ES">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Importir</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Pengusaha yang dapat melakukan kegiatan perdagangan dengan cara memasukan barang dari luar negri ke dalam wilayah pabean Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Kategori Importir meliputi : Importir Umum, Importir Umum +, Importir Terdaftar, Importir Produsen, Produsen Importir dan Agen Tunggal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 25.5pt; text-align: justify; text-indent: -25.5pt;"><b><span lang="ES">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Barang Impor</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Seluruh jenis barang yang terdaftar sebagai barang impor dan sesuai dengan ketentuan perpajakan dan kepabeanan yang berlaku. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span lang="ES">E. KEBIJAKSANAAN EKPOR IMPOR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1cm;"><span lang="ES">Dalam menggiatkan kegiatan pergadangan internasional terutama ekspor impor pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai dasar pengaturan. Bentuk kebijaksanaan pemerintah tersebut diantaranya :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="ES">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Inpres No.4/1985 (April1985) </span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Tentang penyempurnaan dalam tata cara pelaksanaan ekspor impor terutama tentang pemeriksaan barang ekspor impor.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="ES">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">PAKEM 1986 </span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Tentang tata cara permohonan pengembalian bea masuk atau pembebasan bea masuk tambahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="ES">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">PAKDES / 1987</span></b><span lang="ES"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;">Tentang kelonggaran yang di berikan berkaitan <span lang="ES">dengan ekspor impor.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="ES">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">PAKNO / 1988 </span></b><span lang="ES"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Tentang perubahan dalam tata cara dan kemudahan ekspor impor.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="ES">F. JENIS-JENIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="ES">Perdagangan internasiaonal atau antara negara dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="ES">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Ekspor</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Dibagi dalam beberapa cara antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><b><span lang="ES">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Ekspor Biasa</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Pengiriman barang keluar negri sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negri, mempergunakan L/C dengan ketentuan devisa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><b><span lang="ES">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Ekspor Tanpa L/C</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir belum menerima L/C harus ada ijin khusus dari departemen perdagangan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Barter</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;">Pengiriman barang ke luar negri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam negri.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;">Jenis barter antara lain : </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><b>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Direct Barter </b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">Sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat penetu nilai atau lazim disebut dengan denominator of valuesuatu mata uang asing dan penyelesaiannya dilakukan melalui clearing pada neraca perdagangan antar kedua negara yang bersangkutan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><b>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Switch Barter</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin memanfaatkan sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran tersebut, maka negara pengimpor dapat mengambil alih barang tersebut ke negara ketiga yang membutuhkannya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><b>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Counter Purchase </b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh suatu negara yang menjual barang kepada negara lain, mka negara yang bersangkutan juga harus membeli barang dari negara tersebut. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Buy Back Barter</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">Suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada negara berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di negara berkembang , yang nantinya hasil produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh negara maju. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Konsinyasi (<i>Consignment</i>)</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;">Pengiriman barang dimana belum ada pembeli yang tertentu di LN. Penjualan barang di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas ( <i>Free Market</i><b>) </b>atau Bursa Dagang ( <i>Commodites Exchange</i>) dengan cara lelang. Cara pelaksanaan lelang pada umumnya sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b>Pemilik brang menunjuk salah satu broker yang ahli dalah salah satu komoditi.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b>Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama mengenai jenis dan jumlah serta mutu dari barang tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b>Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya, harga transaksi ini disampaikan kepada pemilik barang.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span lang="ES">Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan dengan situasi pasar serta serta kondisi perkembangan dari barang yang akan dijual. </span>Harga ini akan menjadi pedoman bagi broker untuk melakukan transaksi.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b>Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang mendapat tawaran dari pembeli yang sana atau yang melebihi harga lelang.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span lang="ES">f.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="ES">Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar lelang secara bawah tangan </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>g.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b>Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggita yang tergabung dalam salah satu commodities exchange untuk barang-barang tertentu.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>h.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b>Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak yang diwakilinya. </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Package Deal</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan ( rade agreement) dengan salah saru negara. Perjanjian itu menetapkan junlah tertentu dari barang yang akan di ekspor ke negara tersebut dan sebaliknya dari negara itu akan mengimpor sejumlah barang tertentu yang dihasilkan negara tersebut. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="ES">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Penyelundupan (Smuggling)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke negara lain tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2 bagian :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span lang="ES">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="ES">Seluruhnya dilakuan secara ilegal</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span lang="ES">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="ES">Penyelundupan administratif/penyelundupan tak kentara/ manipulasi (<i>Custom Fraud</i>)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><b><span lang="ES">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="ES">Border Crossing</span></b><span lang="ES"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan persetujuan tertentu (<i>Border Agreement</i>), tujuannya pendudukan perbatasan yang saling berhubungan diberi kemudahan dan kebebasan dalam jumlah tertentu dan wajar. <i>Border Crossing</i> dapat terjadi melalui :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span lang="ES">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="ES">Sea Border</span></i></b><b><span lang="ES"> (lintas batas laut)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa lautan, perdagangan dilakukan dengan cara penyebrangan laut</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span lang="ES">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><i><span lang="ES">Overland Border</span></i></b><b><span lang="ES"> (lintas batas darat)</span></b><span lang="ES"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="ES">Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa daratan, perdagangan dilakukan dengan cara setiap pendudik negara tersebut melakukan interaksi dengan melewati batas daratan di masing-masing negara melalui persetujuan yang berlaku.</span><b><span lang="ES"></span></b></div></div><b><span lang="ES" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-72987182497306494382011-04-09T05:11:00.000-07:002011-04-12T06:37:53.744-07:00Anggaran<div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 14pt;"> Pengertian Anggaran</span></b></div><div style="text-align: justify;"><nobr>Secara umum, pengertian anggaran adalah rencana keuangan yang</nobr> mencerminkan pilihan kebijakan untuk suatu periode pada masa yang akan datang. Sedangkan secara sempit pengertian anggaran adalah suatu pemyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan pengeluaran akan terjadi pada suatu periode di masa yang akan datang, serta data dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di saat ini dan masa yang lalu. Sebagaimana telah diungkapkan pada bab I bahwa semua tindakan Pemerintah yang mempunyai akibat keuangan sehingga negara dibebani kewajiban untuk membayar dan negara memperoleh hak untuk menagih adalah termasuk dalam bidang keuangan negara. Untuk dapat menjabarkan pengertian keuangan negara tersebut secara riil maka diperlukan adanya proses perencanaan (planning).</div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Proses perencanaan dalam kaitarmya dengan APBN tentu berkaitan dengan perencanaan keuangan (budgeting atau penganggaran). Budget atau anggaran dalam pengertian umum diartikan sebagai suatu rencana kerja untuk suatu periode yang akan datang yang telah dinilai dengan uang. Pengertian budget yang demikian ini merupakan serapan dari bahasa Inggris. </div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 14pt;">Fungsi Anggaran</span></b></div><div style="text-align: justify;"><nobr>Anggaran mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:</nobr></div><div style="text-align: justify;"><nobr>a. Sebagaipedomandalammengelolanegaradalam suatuperiodetertentu.</nobr></div><div style="text-align: justify;"><nobr>b. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian masyarakat terhadap</nobr> kebijakan yang telah dipilih oleh pemerintah.</div><div style="text-align: justify;">c. Sebagai alat pengawasan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan yang telah dipilih</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 14pt;"> Sistematika Anggaran</span></b></div><div style="text-align: justify;"><nobr>Secara garis besar, Anggaran Negara terdiri dari Anggaran Pendapatan</nobr> (penerimaan) Negara dan Anggaran Belanja (<b><span style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(160, 255, 255); color: black;"></span></b>pengeluaran) Negara, sehingga secara lengkap disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).</div><div style="text-align: justify;">Untuk melaksanakan tugas sehari-hari (rutin) dalam rangka pelaksanaan kegiatan di bidang pemerintahan umum perlu disusun suatu Anggaran Rutin yang terdiri dari:</div><div style="text-align: justify;">l. Anggaran Penerimaan Rutin (Dalam Negeri)</div><div style="text-align: justify;"><nobr>2. Anggaran Belanja Rutin</nobr></div><div style="text-align: justify;"><nobr>Selain itu, untuk melaksanakan tugas pembangunan (nonRutin) perlu</nobr> disusun Anggaran Pembangunan yang terdiri dari:</div><div style="text-align: justify;">1. Anggaran Penerimaan Pembangunan</div><div style="text-align: justify;"><nobr>2. Anggaran Belanja Pembangunan</nobr></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b><i>1. Anggaran Pendapatan Negara, dibagi menumt sumber-sumbemya yaitu:</i></b></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">a. Penerimaan Dalam Negeri</div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>al. Penerimaan Pajak</nobr></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>a2. Penerimaan bukan (non) pajak</nobr></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>b. Penerimaan Pembangunan</nobr></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>bl. Bantuan Program</nobr></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>b2. Bantuan Proyek</nobr></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><nobr><b><i>2. Anggaran Belanja Negara, dibagi menurut sumber-sumbemya yaitu:</i></b></nobr></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>a. Anggaran Belanja Rutin</nobr></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>al. Belanja Pegawai</nobr></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>a2. Belanja Barang</nobr></div><div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><nobr>a3. Subsidi Daerah Otonom</nobr></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-44773877507225379202011-04-09T02:51:00.000-07:002011-04-12T06:20:22.573-07:00Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara<div><title></title><style type="text/css">
<!--
@page { margin: 0.79in }
P { margin-bottom: 0.08in }
H2 { margin-bottom: 0.08in }
-->
</style> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><i>Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini adalah:</i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do" name="Belanja_Negara"></a><span style="font-size: small;"><b>Belanja Negara</b></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Belanja terdiri atas dua jenis:</div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li><div style="margin-bottom: 0in;"><b>Belanja Pemerintah Pusat</b>, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya. </div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;"><b>Belanja Daerah</b>, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi: </div><ol><li><div style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"><i>Dana Bagi Hasil</i></div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;"><i><span style="font-weight: normal;">Dana Alokasi Umum (DAU)</span></i><i> </i>adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD. Tujuan DAU adalah sebagai pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.</div></li>
</ol></li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Dana Alokasi Umum terdiri dari:</div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li><div style="margin-bottom: 0in;">Dana Alokasi Umum untuk Daerah Provinsi</div></li>
<li>Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota<br />
</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Jumlah Dana Alokasi Umum setiap tahun ditentukan berdasarkan Keputusan Presiden. Setiap provinsi/kabupaten/kota menerima DAU dengan besaran yang tidak sama, dan ini diatur secara mendetail dalam Peraturan Pemerintah. Besaran DAU dihitung menggunakan rumus/formulasi statistik yang kompleks, antara lain dengan variabel jumlah penduduk dan luas wilayah. </div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><ol start="3"><li><div style="margin-bottom: 0in;"><i>Dana alokasi Khusus</i></div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;"><i>Dana Otonomi Khusus </i> </div></li>
</ol></ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pembiayaan meliputi:</div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li><div style="margin-bottom: 0in;">Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara serta penyertaan modal negara. </div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;">Pembiayaan Luar Negeri, meliputi: </div><ol><li><div style="margin-bottom: 0in;">Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek </div></li>
<li>Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium. <br />
</li>
</ol></li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><h2 style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do" name="Asumsi_APBN"></a><span style="font-size: medium;"><b>Asumsi APBN</b></span></h2><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7 indikator perekonomian makro, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li><div style="margin-bottom: 0in;">Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah</div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;">Pertumbuhan ekonomi tahunan (%)</div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;">Inflasi (%)</div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;">Nilai tukar rupiah per USD</div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;">Suku bunga SBI 3 bulan (%) </div></li>
<li><div style="margin-bottom: 0in;">Harga minyak indonesia (USD/barel) </div></li>
<li>Produksi minyak Indonesia (barel/hari) <br />
</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-75164036688537624882011-04-05T06:13:00.001-07:002011-04-05T06:13:36.251-07:00International Smart business (ISB Club)<div style="text-align: justify;"><title></title><style type="text/css">
<!--
@page { margin: 0.79in }
P { margin-bottom: 0.08in }
-->
</style> </div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b>Tentang ISB Club</b></div><div></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">Adalah wadah bagi semua masyarakat baik dari berbagai kalangan dan berbagai profesi yang bertujuan untuk berinteraksi sehingga terjadi pertukaran informasi bisnis, yang menjadikan suatu manfaat peluang bisnis baru dan akan berkembang secara luar biasa.<br />
Wadah yang di bentuk ini akan bermanfaat bagi semua anggota / member karena menjadi media informasi bisnis dan produk untuk semua member , sehingga apa yang kita butuhkan dan perlukan bisa terpenuhi yang akhirnya akan terjadi pemenuhan kebutuhan secara efektif dan efisien.<br />
<br />
Pemikiran yang positip, sikap yang optimis dan persepsi yang baik akan membuka pintu bagi semuanya sehingga akan diraih banyak peluang.<br />
<br />
Atas dukungan anda menjadikan wadah dan informasi bisnis ini semakin besar maka dampak langsung yang anda dapatkan juga besar dan luar biasa, Komunitas jaringan bisnis ini adalah milik dan manfaat dapat dinikmasi secara bersama, Hasil yang anda dapatkan sesuai kapasitas anda dalam berpikir dan bertindak dalam membesarkan dan bagaimana anda belajar dan menangkap peluang yang ada di wadah yang telah kita bentuk ini secara bersama.<br />
<br />
Kita kadang terlalu terfokus dalam melakukan bisnis /pekerjaan rutin yang ada saat ini kita punya / miliki tanpa ( tidak pernah ) kita melihat bahwa apa yang dimiliki / bisnis temen kita. produk temen kita. sebenarnya kalo kita perhatikan dan saling interaksi informasi maka akan tercipta peluang baru yang kadang bermanfaat dan mendatangkan kesempatan untuk tambahan pendapatan .<br />
<br />
Dan dalam membesarkan komunitas ini kami menyediakan alat untuk interaksi dengan system informasi berantai, sehingga penyampaian informasi ini akan efektip dan efisien.<br />
Dalam penyampaian informasi ini sekali lagi diperhatikan dan diingat bahwa system ini hanya media saja agar anggota baru mudah bergabung dan lebih familiar dalam memulainya bergabung.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b>Cara Bergabung dengan ISB Club</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Daftar bergabung menjadi Member dengan mengisi form regristrasi dan biaya keanggotaan sebesar Rp.99.500,- (Harga sudah termasuk PPN) dan Anda langsung mendapatkan :</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">kartu member yang berfungsi sebagai kartu diskon di beberapa merchant</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">keanggotaan menjadi member .</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Mendapatkan peluang usaha Dealer Pulsa bila menginginkan .</span></span><br />
<br />
</div></li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b>Kode Etik ISB Club</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Aturan dan Prinsip-prinsip tertentu yang berisi hak, tugas tanggung jawab dan kewajiban para Member ISBClub dalam menjalankan tugas usahanya.<br />
Kode Etik ini diadakan dengan maksud untuk menegaskan hubungan yang mengikat berdasarkan perjanjian antara ISBClub management sebagai perusahaan dan Member ISBClub , serta menegaskan hubungan antara MEMBER demi meningkatkan kerukunan hubungan. Selain itu, Kode Etik dan Peraturan Member ini juga untuk menjaga dan melindungi semua kepentingan dan keuntungan yang tersedia bagi Member ISBClub berdasarkan hak dan kewajibannya. </span></span> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Guna melindungi maksud dan tujuan Rencana Pemasaran dan Penjualan , maka Management ISBClub memiliki hak tunggal mengambil, mengubah, memperbaharui, menambah atau menghapuskan sebagian atau semua Peraturan ini bilamana diperlukan untuk pelaksanaan kasus-kasus yang berhubungan dengan penerapan Kode Etik dan Peraturan-peraturan ini.</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Beberapa point penting dalam kode etik ini :</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">ISB Club dalam hal ini merujuk kepada Devisi Pengembangan Khusus PT. Citra Inti Utama Mandiri , selanjutnya disebut "ISBClub".</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Member ISBClub adalah seorang yang diperkenalkan kepada ISBClub dan menjadi seorang Member ISBClub. Member telah menyetujui secara sadar dan tanpa paksaan dari siapapun untuk menikmati fasilitas sebagai member ISBClub sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh ISBClub.</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Para Member ISBClub yang mau ikut mereferensikan teman / koleganya akan menerima komisi yang telah ditetapkan oleh program pemasaran ISBClub, dan status mereka adalah usahawan mandiri, yang menjalankan bisnis ini secara bebas dan tidak memiliki hubungan kekaryawanan, keagenan atau hubungan hubungan serupa dengan ISBClub.</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Cashback Member adalah pembayaran uang setiap hari oleh Management ISBClub kepada Member ISBClub yang besarnya ditentukan oleh nilai Transaksi / Prestasi yang dilakukan oleh Member ISBClub bersangkutan sesuai dengan skala persentase yang dijelaskan dalam Rencana Pemasaran ISBClub.</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Limit pentransferan CashBack member adalah Rp. 50.000,- (untuk cash) dan jumlah limit ini adalah jumlah yang masuk kepada rekening member setelah dipotong biaya transfer.</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Biaya transfer adalah Rp. 5000,- </span></span> </div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Bonus member yang belum mencapai limit transfer , jika pada suatu saat bonus tersebut sudah melebihi limit transfer, maka komisi tersebut sepenuhnya sudah menjadi hak member, dan akan segera dikirim kepada member.</span></span></div></li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-left: 0.5in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;">Note: Card Member ISBClub dapat berfungsi sebagai card diskon . sesuai dengan syarat dan ketentan yang berlaku.<br />
Member ISBClub dapat digunakan mendapat Privillege / diskon di merchant yang telah kerjasama sebagai merchant The Ultimate Club.<br />
Bila terjadi missing atau sewaktu mengunakan kartu member ISBClub anda kebetulan tidak mendapat diskon di merchant yang ada kerjasama , maka segera laporkan ke customer service yang telah disediakan oleh kami dengan catatan :</div><div style="text-align: justify;"></div><ul style="text-align: justify;"><li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Memiliki kartu member ISBClub Card yang masih berlaku saat transaksi</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Memiliki bukti transaksi / Nota.</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Menunjukkan nama kasir yang melayani transaksi</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Klaim diajukan (baik secara lisan maupun tertulis) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal transaksi.</span></span></div></li>
<li><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in;"><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: small;">Penggantian klaim diskon besarnya sama dengan besar diskon yang seharusnya diperoleh dari merchant dan dibayar dalam bentuk uang tunai oleh Management ISBClub dimana sebagai penyalur atau perantara penggantian dari pihak The Ultimate Club.</span></span></div></li>
</ul><div style="text-align: justify;"></div><div style="line-height: 100%; margin-bottom: 0.07in; margin-left: 0.5in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-17526908570340113722011-04-05T05:39:00.000-07:002011-04-05T05:42:18.823-07:00INVESTASI<div style="text-align: justify;">Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.</div><div style="text-align: justify;">Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Jangan sampai terbuai dengan iming-iming return yang tinggi, tapi uang Anda malah amblas. Berikut disajikan jenis-jenis investasi yang ada dalam masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><b>Pengertian</b><br />
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.<br />
<br />
<b>Produk-produk Investasi</b><br />
Beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Dimana definisi Efek adalah suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk surat berharga, saham atau obligasi, bukti hutang (Promissory Notes), bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Reksa dana), Hak untuk membeli suatu saham (Rights), Warrant untuk membeli saham pada masa mendatang atau instrumen yang dapat diperjual belikan.<br />
<b>Bentuk-bentuk investasi:</b><br />
• Investasi tanah diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan.<br />
• Investasi pendidikan dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.<br />
• Investasi saham diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian.<br />
<br />
<b>Jenis – jenis investasi</b><br />
<i>Tabungan dan deposito</i><br />
Memiliki tabungan di bank adalah cara investasi yang paling sederhana, praktis dan mudah, didukung dengan likuiditas dan kemudahan pengambilan sewaktu-waktu, bank juga relatif sangat aman, karena hingga kini simpanan di bank dijamin oleh pemerintah. Bank juga memberikan bunga, besar dari bunga tergantung pada jenis simpanan dengan prinsip semakin besar dan lama orang menyimpan dana di bank umumnya semakin besar pula bunganya. Deposito sendiri mirip dengan tabungan namun dengan jangka waktu tertentu, bunga yang di tawarkan di deposito relatif lebih tinggi dari bunga tabungan, namun bila deposito diambil sebelum jangka waktunya maka akan dikenakan penalti.<br />
<br />
<i>Obligasi</i><br />
Obligasi adalah surat hutang dengan jangka waktu tertentu,. Obligasi dapat diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah ataupun lembaga lainnya. Imbalan dari obligasi adalah modal pokok investasi plus kupon bunga, kupon bunga ini besarnya sudah ditentukan sekian persen dan umumnya lebih tinggi dari suku bunga bank ataupun surat berharga lainya yang dianggap aman, mengingat resiko obligasi yang relatif lebih tinggi. Pembayaran kupon bunga dilakukan secara berkala, misalnya 3 bulan atau 6 bulan atau tahunan. Pembayaran pokok investasi sendiri dilakukan saat obligasi jatuh tempo, yaitu tanggal dimana obligasi habis masa berlakunya<br />
<br />
<i>Saham</i><br />
Saham merupakan bukti kepemilikan (ekuitas) bukan surat utang,. Membeli saham berarti memiliki sebagian dari perusahaan, artinya juga anda berbagi resiko dengan emiten (penerbit saham). Bila emiten mendapat laba, sebagian akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.<br />
<br />
<i>Membuka usaha baru</i><br />
Membuka usaha baru juga merupakan bentuk dari investasi. Alasan mengapa orang membuka usaha baru, selain potensi hasil yang tak terhingga juga bisa agar bisa melakukan pekerjaan yang benar-benar disukai, mengembangkan kreativitas individual dan juga mencapai kemandirian finansial. Perlu diingat bahwa resiko membuka usaha baru relatif besar, kerugian usaha bisa sampai pada kebangkrutan yang bisa lebih dari menghabiskan modal,. Selain itu dibutuhkan juga dedikasi waktu, ketrampilan, keseriusan, determinasi dan mungkin juga bakat.<br />
<br />
<i>Properti</i><br />
Salah satu pilihan yang relatif aman, selama tidak ada resiko gejolak politik maka rumah/tanah tak akan berkurang. Juga potensi hasil investasinya yang berupa nilai jual yang terus meningkat dan hasil dari sewa. Berinvestasi di properti memerlukan jumlah dana relatif besar dan juga komitmen jangka panjang, karena meski nilainya akan terus meningkat, kendala likuiditas yaitu penjualan kembali properti yang tidak mudah dan memakan waktu lama.<br />
<br />
<i>Logam Mulia</i><br />
Pembelian perhiasan seperti emas juga bisa menjadi sarana investasi, selain bisa dijual kembali dengan relatif mudah, harga emas juga terus meningkat dari waktu ke waktu, walaupun harga jualnya lebih rendah ada nilai guna yang telah dipakai. Pembelian emas juga melindungi dari depresiasi mata uang, karena harga emas meningkat seiring dengan inflasi hal ini mirip dengan menyimpan dana dalam bentuk valuta asing, keduanya sama-sama melindungi dari resiko penurunan nilai mata uang.<br />
<br />
<i>Kolektibel</i><br />
Investasi dalam bentuk benda-benda koleksi seperti karya seni, meskipun banyak pertimbangan non-ekonomi dalam investasi dibidang ini, namun perlu diingat bahwa nilai untuk barang kolektibel meskipun cenderung naik tapi tak terukur, dan juga kendala likuiditas dimana sulit menjual kembali dan memperkirakan nilai jualnya.<br />
<br />
<i>Pasar Berjangka</i><br />
Pasar ini muncul dari timbulnya transaksi forward, yaitu transaksi dilakukan hari ini tetapi pembayaran dan penyerahan komoditas dilakukan di kemudian hari yang telah ditetapkan. Transaksi ini melindungi pembeli dan penjual dari fluktuasi harga yang tidak diharapkan. Perbedaan waktu antara transaksi dengan penyerahan komoditas yang bisa sampai berbulan-bulan dimanfaatkan oleh para spekulan untuk memperdagangkan kontrak forward tersebut. Spekulan ini tidak memproduksi /mengkonsumsi produk tersebut, kontrak diperdagangkan dengan harapan keuntungan dari fluktuasi harga dimasa datang akibat perubahan pasokan. Pasar berjangka ini semula hanya diproduk komoditas, namun kemudian meluas ke pasar modal, pasar uang dan valas.<br />
<br />
<i>Reksa Dana</i><br />
Bagi seseorang yang ingin investasi di pasar uang atau pasar modal tetapi tidak mempunyai keahlian atau tidak mempunyai waktu dapat berinvestasi di reksa dana. Reksa dana adalah wadah yang menghimpun dana dari para investor untuk kemudian dikelola oleh Manajer Investasi ke berbagai instrumen investasi. Instrumen investasi yang bisa dipilih ada bermacam-macam misalnya obligasi, saham atau campuran antara obligasi dan saham. Selain itu reksa dana berbasis instrumen hutang jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun yaitu reksa dana pasar uang.<br />
<br />
<i>Risiko investasi</i><br />
Investasi selain juga dapat menambah penghasilan seseorang juga membawa risiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), ketertiban hukum, dan lain-lain.Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-49765520304940488272011-04-05T05:36:00.000-07:002011-04-05T05:36:27.176-07:00"I Cried for My Brother Six Times"<div style="text-align: justify;">Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.<br />
<br />
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.<br />
<br />
"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.<br />
<br />
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"<br />
<br />
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ...Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"<br />
<br />
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."<br />
<br />
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.<br />
<br />
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"<br />
<br />
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya?<br />
Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"<br />
<br />
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.<br />
<br />
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."<br />
<br />
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.<br />
<br />
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga di universitas. Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"<br />
<br />
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"<br />
<br />
Dia menjawab,tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"<br />
<br />
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."<br />
<br />
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."<br />
<br />
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu,ia berusia 20. Aku 23.<br />
<br />
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku."Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."<br />
<br />
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.<br />
<br />
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.<br />
<br />
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."<br />
<br />
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.<br />
<br />
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"<br />
<br />
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"<br />
<br />
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"<br />
<br />
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.<br />
<br />
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."<br />
<br />
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.<br />
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."<br />
<br />
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.<br />
<br />
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.<br />
<br />
(Diterjemahkan dari "I Cried for My Brother Six Times") </div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-79002961130444198022011-03-28T07:44:00.000-07:002011-03-28T07:54:15.101-07:00Kemiskinan<div style="text-align: justify;"><b>Kemiskinan</b> adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.</div><div style="text-align: justify;">Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:</div><div style="text-align: justify;">a. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangan" title="Pangan"></a>pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.</div><div style="text-align: justify;">b. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keterkucilan_sosial&action=edit&redlink=1" title="Keterkucilan sosial (halaman belum tersedia)"></a>keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan"></a>pendidikan dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi"></a>informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.</div><div style="text-align: justify;">c. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Politik"></a>politik dan ekonomi di seluruh dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu kemiskinan absolut dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemiskinan_relatif&action=edit&redlink=1" title="Kemiskinan relatif (halaman belum tersedia)"></a>kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).</div><div style="text-align: justify;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/World_Bank_Group" title="World Bank Group"></a>Bank Dunia mendefinisikan <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemiskinan_absolut&action=edit&redlink=1" title="Kemiskinan absolut (halaman belum tersedia)"></a></i>kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawahUSD $1/hari dan <i>Kemiskinan menengah</i> untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari." Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.</div><div style="text-align: justify;">Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuna_wisma" title="Tuna wisma"></a>tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negara"></a>negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-54920996563717549592011-03-28T07:32:00.000-07:002011-03-28T07:40:56.084-07:00Investasi<div style="text-align: justify;"><i><b>Definisi Investasi </b></i></div><div style="text-align: justify;">Banyak bisnis yang dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tentu semuanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari. Orang membeli sebidang tanah dengan harapan nantinya harga tanah tersebut menjadi lebih mahal. Orang menyimpan uangnya di bank dengan harapan mendapatkan bunga dari simpanannya itu. Secara umum, semua tindakan di atas dapat dikategorikan sebagai tindakan investasi.<o:p></o:p><o:p><br />
<br />
B</o:p>agi masyarakat modern, kata investasi tentu tidak asing lagi. Bisa jadi setiap hari kita mendengar kata itu. Sebab, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tidak bersedia membiarkan asetnya menjadi tidak berkembang dan untuk mengembangkan aset tersebutlah maka diperlukan investasi. Bagi sebagian masyarakat lainnya, barangkali telah melakukan investasi tetapi tidak menyadarinya, seperti para petani dan peternak di pedesaan.<o:p></o:p><o:p><br />
</o:p>Jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan investasi tersebut? Banyak pakar yang telah merumuskan definisi investasi ini. Sharpe et all (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Sedang Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.<o:p></o:p><br />
<br />
Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa: <br />
1. Keterikatan aset pada waktu tertentu<br />
2. Tingkat inflasi<br />
3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.<o:p></o:p><br />
<br />
Dari definisi yang disampaikan ketiga pakar investasi tersebut kita bisa menarik pengertian investasi, bahwa untuk bisa melakukan suatu investasi harus ada unsur ketersediaan dana (aset) pada saat sekarang, kemudian komitmen mengikatkan dana tersebut pada obyek investasi (bisa tunggal atau portofolio) untuk beberapa periode (untuk jangka panjang lebih dari satu tahun) di masa mendatang. Selanjutnya, setelah periode yang diinginkan tersebut tercapai (jatuh tempo) barulah investor bisa mendapatkan kembali asetnya, tentu saja dalam jumlah yang lebih besar, guna mengkompensasi pengorbanan investor seperti yang diungkapkan Reilly dan Brown. Namun, tidak ada jaminan pada akhir periode yang ditentukan investor pasti mendapati asetnya lebih besar dari saat memulai investasi. lni terjadi karena selama periode waktu menunggu itu terdapat kejadian yang menyimpang dari yang diharapkan. lnilah, yang disebut risiko. Dengan demikian, selain harus memiliki komitmen mengikatkan dananya, investor juga harus bersedia menanggung risiko.<br />
<br />
<b>Investasi</b> adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keuangan"></a>keuangan dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi"></a>ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keuntungan" title="Keuntungan"></a>keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai <b>penanaman modal</b>.</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus <code><b>PDB = C + I + G + (X-M)</b></code>. Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya <code>I= (Y,i)</code>. Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.<o:p></o:p> </div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-77088608154611905722011-03-28T07:28:00.000-07:002011-03-28T07:28:51.559-07:00Sumber Daya Manusia<span class="submitted"></span> <b>SUMBER DAYA MANUSIA</b><br />
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.<br />
<div class="content" style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Departemen Sumber Daya Manusia Memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">1. <i>Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection</i></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">a.<b> Persiapan</b><br />
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.<br />
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">b. <b>Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment</b><br />
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">c.<b> Seleksi tenaga kerja / Selection</b><br />
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">2.<i> Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation</i></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">3. <i>Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection</i></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan pada artikel lain pada situs organisasi.org ini.</div></div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-70598348564772411432011-03-28T06:42:00.000-07:002011-03-28T07:08:18.011-07:00REPELITA<div style="color: white; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><title></title><style type="text/css">
<!--
@page { margin: 0.79in }
P { margin-bottom: 0.08in }
-->
</style> </div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;"><b>Repelita I </b>: Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian.<b> </b></span></div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;"><b>Repelita II</b> : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.<b> </b></span></div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;"><b>Repelita III</b> : Meletakkan titik berat pada sektor pertanianmenuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.<b> </b></span></div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;"><b>Repelita IV</b> : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam repelita-repelita selanjutnya.<b> </b></span></div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;"><b>Repelita V </b>: pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling mengait dan perlu dikembangkan secara selaras, terpadu, dan saling memperkuat. </span> </div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; margin-bottom: 0in; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><b>Tujuan dari Repelita V sesuai dengan GBHN tahun 1988</b></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> adalah</span></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> </span></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> pertama, meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rajyat yang makin merata dan adil; kedua, meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pemangunan berikutnya.<br />
<br />
Prioritas pembangunan sesuai dengan pola umum pembangunan jangka panjang pertama, maka dalam Pelita V prioritas diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada:</span></span> </span></div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;">a. Sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya.</span></div><div style="border: medium none; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 140%; orphans: 2; padding: 0in; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;">b. Sektor industri khususnya industri yang menghasilkan untuk ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri. </span> </div><div style="color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 0.19in; orphans: 2; text-align: justify; widows: 2;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Sejalan dengan prioritas pada pembangunan bidang ekonomi, maka pembangunan dalam bidang politik, sosial-budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain makin ditingkatkan sepadan dan agar saling menunjang dengan pembangunan bidang ekonomi sehingga lebih menjamin ketahanan nasional.<br />
</span></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><b>Arah dan kebijaksanaan pembangunan dalam Repelita V</b></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> mendasarkan pada arah dan kebijaksanaan pembangunan yang ditempuh selama Pelita IV dan arah itu perlu dilanjutkankan, bahkan ditingkatkan agar makin nyata dapat dirasakan perbaikan taraf hidup dan kecerdasan rakyat yang mencerminkan meningkatnya kualitas manusia dan kulitas kehidupan masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan yang makin merata dan adil bagi seluruh rakyat. Pembangunan nasional di segala bidang harus diarahkan untuk makin memantapkan perwujudan wawasan nusantara dan memperkokoh ketahanan nasional.</span></span></span> </div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-46191972167251282842011-03-28T06:30:00.000-07:002011-03-28T06:31:23.964-07:00Mata Pencaharian<div style="text-align: justify;">Pekerjaan yang rutin dilakukan dan mendatangkan nafkah dinamakan mata pencaharian. Hal ini bisa dilihat dari corak kehidupan penduduk setempat. Berdasarkan ciri yang dimilikinya, kehidupan penduduk dapat dibedakan menjadi dua corak, yakni corak kehidupan tradisional (sederhana) dan corak kehidupan modern (kompleks). Masing-masing corak kehidupan memiliki ciri tersendiri.</div><div style="text-align: justify;">Mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam. Contohnya pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperti jasa, transportasi, dan pariwisata. Selanjutnya kita akan mempelajari beberapa pola kegiatan ekonomi penduduk di Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>1. Pertanian</b><br />
Pertanian merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan. Masyarakat agraris mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Berdasarkan bentuknya, pertanian dapat dibedakan sebagai berikut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
a. <u>Persawahan</u><br />
Persawahan merupakan pertanian tetap (tidak berpindah) yang menggunakan lahan basah yang diairi secara teratur. Tanaman yang biasanya ditanam pada persawahan adalah padi. Berdasarkan cara pengairannya, persawahan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.<br />
1) <i>Persawahan irigasi</i>, yakni persawahan yang menggu-nakan sistem pengairan tetap dan teratur dengan membangun saluran pengairan yang mengambil sumber air dari sungai atau danau atau dikenal dengan istilah <i>irigasi</i>.<br />
2) <i>Persawahan lebak</i>, yaitu persawahan yang berada di kanan kiri sungai-sungai yang besar. Sistem pengairannya mengandalkan air sungai yang ada.<br />
3) P<i>ersawahan tadah hujan</i>, yakni persawahan yang sistem pengairannya mengandalkan air hujan atau tergantung pada curah hujan. Pada musim kemarau, biasanya lahan ditanami tanaman-tanaman palawija.<br />
4) <i>Persawahan pasang-surut</i>, yakni persawahan yang sistem pengairannya memanfaatkan air muara atau rawa yang pasang. Oleh karena itu, persawahan ini biasanya ditemukan di kawasan pantai atau sungai besar yang landai dan memiliki lahan pasang surut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
b. <u>Tegalan</u><br />
Selain persawahan, usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan lahan kering yang disebut dengan tegalan. Tegalan berlokasi pada lahan yang tetap, tidak berpindah-pindah. Tanaman-tanaman yang ditanam pada tegalan biasanya lebih beragam dibandingkan ladang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
c. <u>Perladangan</u><br />
Selain dilakukan secara menetap, pertanian juga bisa dilakukan secara berpindah-pindah yang disebut dengan perladangan. Perladangan merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dengan cara berpindah-pindah (<i>nomaden</i>) untuk mencari lahan-lahan kosong yang bertanah subur. Lahan yang digunakan dalam perladangan biasanya merupakan lahan kering. Selain berpindah-pindah, pertanian ladang juga belum mengenal sistem irigasi, pengolahan tanah, dan pemupukan. Perladangan biasanya dilakukan penduduk dengan cara membabat pepohonan pada lahan yang ada di hutan dan kemudian ditanami dengan tanaman-tanaman tertentu. Tanaman yang biasa ditanam di ladang antara lain tanamantanaman palawija, padi huma, umbi-umbian, dan lainnya.<br />
Perladangan kurang baik bagi kelestarian hutan, bila berlangsung secara terus-menerus dapat membuat hutan menjadi gundul sehingga tanah mudah terkena erosi. Sistem pertanian ladang atau petani nomaden banyak dijumpai di daerah-daerah yang masih mempunyai kawasan hutan yang luas seperti Kalimantan, Sumatra, dan Papua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>2. Perkebunan</b><br />
Pernahkah kamu mengunjungi atau melihat perkebunan the atau kelapa sawit? Bagaimana luas perkebunan itu menurutmu? Tanaman yang ditanam pada perkebunan tidak terbatas pada tanaman pangan utama, namun juga berbagai jenis tanaman pangan tambahan semacam buah-buahan dan sayur-sayuran. Beberapa jenis tanaman yang diperlukan dalam industri juga biasanya ditanam di perkebunan, misalnya kapas, kelapa sawit, tembakau, dan sebagainya.<br />
Perkebunan dapat dijalankan pada lahan yang sempit seperti pekarangan rumah maupun luas yang memerlukan modal besar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>3. Peternakan</b><br />
Usaha pembudidayaan hewan-hewan darat yang diperlukan oleh manusia, baik untuk dikonsumsi, maupun untuk tujuan lainnya dinamakan peternakan. Faktor-faktor yang mendorong usaha peternakan di Indonesia antara lain sebagai berikut.<br />
a. Mempunyai padang rumput yang luas.<br />
b. Iklimnya cocok untuk persyaratan hidup ternak.<br />
c. Memperluas lapangan kerja di bidang peternakan.<br />
d. Dapat diambil bermacam-macam manfaat, seperti dimanfaatkan tenaganya, daging, kulit, susu, dan kotorannya untuk pupuk pertanian.<br />
Peternakan biasanya merupakan mata pencaharian sampingan dari penduduk yang menjalankan usaha pertanian. Berdasarkan jenis hewan yang diternakkan, peternakan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni peternakan hewan besar, peternakan hewan kecil, dan peternakan hewan unggas.<br />
a. Peternakan Hewan Besar<br />
Peternakan jenis ini membudidayakan hewan-hewan bertubuh besar, seperti sapi, kuda, dan kerbau. Ternak hewan-hewan bertubuh besar diambil manfaatnya dalam bentuk susu, daging, kulit, dan tenaganya sebagai alat transportasi. Selain itu, kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk alamiah yang diperlukan dalam usaha pertanian dan perkebunan.<br />
b. Peternakan Hewan Kecil<br />
Peternakan hewan kecil membudidayakan hewan-hewan bertubuh kecil, seperti babi, kambing, domba, kelinci, dan lainnya. Manfaat beternak hewan-hewan kecil adalah untuk diambil susu, daging, dan kulitnya.<br />
c. Peternakan Hewan Unggas<br />
Ayam, bebek, angsa, itik, dan puyuh merupakan beberapa contoh hewan unggas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Manfaat beternak hewan-hewan unggas adalah untuk diambil daging, telur, bulu, atau sebagai penghibur untuk dinikmati suara atau keindahannya.<br />
<b>4. Perikanan</b><br />
Negara kita kaya akan potensi perikanan. Selain memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, Indonesia juga memiliki sumber air darat yang melimpah. Semua potensi tersebut dapat digunakan untuk mendukung sektor perikanan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Berdasarkan jenis perairannya, usaha perikanan dapat dibedakan sebagai berikut.<br />
a. <i>Perikanan Darat</i><br />
Perikanan darat merupakan usaha pembudidayaan atau penangkapan ikan yang dilakukan di daratan. Pembudidayaan perikanan darat dapat dilakukan di tambak, keramba, kolam, empang, dan lainnya. Perikanan darat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.<br />
1) Perikanan air payau, dilakukan di tepi-tepi pantai yang datar dalam bentuk tambak atau empang. Jenis ikan yang diusahakan adalah udang dan bandeng.<br />
2) Perikanan air tawar, meliputi perikanan di sawah, kolam, danau, sungai, dan keramba. Jenis-jenis ikan yang diusahakan adalah ikan mas, nila, lele, gurami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
b.<i> Perikanan Laut</i><br />
Usaha pembudidayaan atau penangkapan hewan-hewan laut disebut dengan perikanan laut. Penangkapan hewan-hewan laut biasanya dilakukan oleh penduduk yang tinggal di kawasan pesisir. Nelayan biasanya menangkap hewan-hewan laut di kawasan laut-laut dangkal atau zona neritik. Secara tradisional, para nelayan biasanya menggunakan perahuperahu kecil. Penangkapan besar-besaran biasanya menggunakan perahu motor yang besar. Jenis peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan sangat beragam, misalnya pancing, jala, jaring, sero, dan lainnya. Potensi perikanan laut Indonesia sangat besar, karena hampir 60% wilayah Indonesia merupakan perairan laut. Jenis ikan yang dihasilkan antara lain tongkol, cucut, biawak, dan tuna.<br />
Pusat perikanan laut di Indonesia adalah:<br />
1) Bagan Siapi-api (Riau) merupakan pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.<br />
2) Cilacap dan Tegal (Jawa Tengah)<br />
3) Muncar (Banyuwangi, Jawa Timur)<br />
4) Airtembaga (Sulawesi Utara).<br />
Hasil penangkapan ikan, baik perikanan darat atau laut perlu diawetkan agar dapat bertahan lama. Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain pendinginan, penggaraman, pemindangan, pengasapan, dan pengalengan.<br />
<b>5. Kehutanan</b><br />
Lebih dari 50% kawasan darat di Indonesia adalah hutan. Hutan merupakan kawasan yang ditumbuhi beragam jenis pohon. Di kawasan hutan, biasanya tinggal berbagai jenis binatang yang menggantungkan kehidupannya pada hasil-hasil hutan. Sebagai negara yang berada di lintang khatulistiwa, Indonesia memiliki banyak hutan karena curah hujan yang tinggi.<br />
Hutan di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
a. <i>Berdasarkan Asalnya atau Terjadinya Hutan</i><br />
1) Hutan alami, yaitu hutan yang tumbuh secara almiah. Contoh: hutan rimba.<br />
2) Hutan buatan, yaitu hutan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk diambil hasil kayunya untuk industri. Contoh: hutan karet dan hutan jati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
b. <i>Berdasarkan Jenis Tanamannya</i><br />
1) Hutan homogen, yaitu hutan yang hanya terdiri atas satu jenis tanaman saja. Contoh: hutan jati dan hutan pinus.<br />
2) Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas bermacammacam jenis tanaman, biasanya merupakan hutan alami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
c. <i>Berdasarkan Fungsi atau Manfaatnya</i><br />
1) Hutan produksi, yaitu hutan yang ditanam untuk dimanfaatkan kayunya, getahnya, dan sebagainya. Contoh hutan jati, hutan pinus, dan hutan karet.<br />
2) Hutan lindung, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi tanah dari erosi dan untuk konservasi hutan. Hutan ini banyak dijumpai di pegunungan atau lerenglereng bukit.<br />
3) Hutan suaka, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi jenis tumbuhan (cagar alam) dan jenis hewan tertentu (suaka margasatwa). Contoh: Kebun Raya Bogor dan Ujung Kulon (badak bercula satu).<br />
4) Hutan wisata, yaitu hutan yang difungsikan untuk wisata dan rekreasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Secara umum fungsi dan manfaat hutan dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut.<br />
a. Fungsi hidrologis yaitu dapat menyimpan cadangan air.<br />
b. Fungsi ekonomis yaitu dapat diambil hasilnya untuk kegiatan produksi sehingga mendatangkan devisa bagi negara.<br />
c. Fungsi klimatologis yaitu dapat mengatur cuaca atau iklim dan menyegarkan udara.<br />
d. Fungsi orologis yaitu untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup.<br />
Oleh karena begitu pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan, maka kelestariannya perlu dijaga dari kerusakan, baik dari kebakaran hutan dan penebangan hutan secara liar (<i>ilegal logging</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>6. Pertambangan</b><br />
Pertambangan dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan mengolah sumber daya alam yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi sebagian kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan tidak terbatas pada upaya penggalian dan pengambilan saja, namun juga meliputi upaya-upaya pengolahan sumber daya tersebut untuk dijadikan barang setengah jadi sebagai bahan dasar industri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Secara garis besar barang tambang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
a. Berdasarkan manfaat atau kegunaannya, barang tambang dapat dibedakan ke dalam tiga golongan.<br />
1) Golongan A, yaitu barang tambang strategis dan penting untuk perekonomian negara. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, bijih besi, tembaga, dan nikel.<br />
2) Golongan B, yaitu barang tambang yang vital dan penting bagi kehidupan orang banyak atau penting untuk hajat hidup orang banyak. Contohnya emas, perak, belerang, fosfat, dan mangan.<br />
3) Golongan C, yaitu barang tambang yang secara langsung digunakan untuk bahan keperluan industri. Contohnya batu gamping, kaolin, marmer, gips, dan batu apung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
b. Berdasarkan bentuknya, barang tambang dikelompokkan sebagai berikut.<br />
1) Barang tambang berbentuk energi, yaitu barang tambang yang dapat menghasilkan tenaga atau energi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, dan uranium.<br />
2) Barang tambang berbentuk mineral logam. Contohnya timah, tembaga, bijih besi, emas, perak, dan nikel.<br />
3) Barang tambang berbentuk mineral bukan logam. Contohnya intan, belerang, gamping, marmer, pasir kwarsa, dan fosfat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Selain dari pengelompokan di atas, barang tambang dapat dikelompokkan berdasarkan bahan asal pembentukannya yaitu mineral organik dan mineral anorganik. Mineral organik yaitu mineral yang berasal dari sisa makhluk hidup misalnya gas alam, minyak bumi, dan batubara. Mineral anorganik yaitu mineral yang berasal dari sisa-sisa bahan anorganik misalnya kaolin, batu, pasir kwarsa, yodium. Adapun mineral logam bukan berasal dari organik ataupun anorganik.Untuk mendapatkan barang tambang yang masih terdapat di alam perlu dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah <i>eksplorasi </i>yaitu melakukan kegiatan penyelidikan dan penelitian pada suatu daerah yang diperkirakan mengandung barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya adalah <i>eksploitasi </i>yaitu tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di dalam bumi. Wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun begitu, belum semua potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>7. Perindustrian</b><br />
Perindustrian merupakan usaha manusia untuk mengubah bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi. Bidang perindustrian merupakan bidang pencaharian yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia berupaya untuk terus mendorong bidang perindustrian agar lebih maju, sehingga dapat menampung banyak tenaga kerja. Berdasarkan besaran proses produksinya, industri dapat digolongkan menjadi industri kecil, industri menengah, dan industri besar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
a.<i> Industri Kecil</i><br />
Industri kecil merupakan kegiatan industri dalam skala terbatas. Jenis industri ini biasanya berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya pun terbatas dan teknologi yang digunakan dalam industri ini tidak terlalu kompleks. Contohnya antara lain rumah batik, pembuatan makanan ringan, pembuatan anyam-anyaman, dan sebagainya.<br />
b.<i> Industri Menengah</i><br />
Industri menengah merupakan kegiatan industri yang tidak berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya lebih banyak dari industri kecil dan teknologi yang digunakan dalam industri ini sudah mulai melibatkan mesin-mesin dalam jumlah terbatas. Contohnya antara lain industri percetakan, konfeksi, dan penggergajian kayu.<br />
c. <i>Industri Besar</i><br />
Industri besar kegiatannya dalam skala besar. Jenis industri ini memerlukan modal besar, dengan jumlah tenaga kerja sangat banyak, dan teknologi yang digunakan sangat kompleks yaitu melibatkan mesin-mesin berukuran besar dalam jumlah banyak. Contohindustri besar adalah pembuatan mobil, pesawat terbang, dan pengolahan besi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>8. Pariwisata</b><br />
Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan dengan tujuan rekreasi. Mata pencaharian di sektor pariwisata beragam jenisnya, antara lain berupa penjualan jasa sebagai pemandu (<i>guide</i>), penyedia penginapan (akomodasi), hingga agen perjalanan. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kawasan dan potensi pariwisata. Keindahan alam Indonesia sangat terkenal hingga ke berbagai negara. Namun, masih sedikit penduduk Indonesia yang bekerja di bidang pariwisata.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>9. Transportasi dan Jasa</b><br />
Jasa merupakan usaha manusia untuk membantu manusia lainnya dalam mencapai atau melaksanakan sesuatu. Sementara itu, transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pencaharian penduduk dalam bidang ini pun sangat beragam. Bidang jasa dan transportasi terutama menjadi pilihan pencaharian masyarakat perkotaan. Beberapa contohnya antara lain adalah pekerjaan sebagai penerjemah, penyewaan barang, pengemudi, pilot, masinis, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>10.Perdagangan</b><br />
Perdagangan dilakukan untuk menyalurkan dan memasarkan barang jadi dari produsen pada konsumen. Perdagangan diperlukan karena adanya perbedaan jumlah barang atau komoditi tertentu antara suatu kawasan dengan kawasan lain. Berdasarkan besaran dan jenis barang, perdagangan dapat dikelompokkan menjadi perdagangan kecil, perdagangan menengah, dan perdagangan besar. Perdagangan kecil, kegiatannya berupa penyaluran barang langsung kepada pembeli (eceran). Perdagangan menengah kegiatannya berupa penyaluran barang dari pedagang besar pada pedagang kecil sehingga tidak melibatkan konsumen. Perdagangan besar kegiatan melibatkan produsen barang atau pemilik barang dalam jumlah besar dengan para pedagang menengah.</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-49568673624808041972011-03-28T06:10:00.000-07:002011-04-12T08:22:13.388-07:00Pendapatan Nasional<div style="text-align: justify;"><b>Pendapatan Nasional</b></div><div style="text-align: justify;">Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.</div><div style="text-align: justify;">Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Konsep</b></div><div style="text-align: justify;">Konsep pendapatan nasional</div><div style="text-align: justify;"><i>a. Produk Domestik Bruto (GDP) </i></div><div style="text-align: justify;">Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>b. Produk Nasional Bruto (GNP) </i></div><div style="text-align: justify;">Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>c. Produk Nasional Neto (NNP) </i></div><div style="text-align: justify;">Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>d. Pendapatan Nasional Neto (NNI) </i></div><div style="text-align: justify;">Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>e. Pendapatan Perseorangan (PI) </i></div><div style="text-align: justify;">Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>f. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI) </i></div><div style="text-align: justify;">Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Penghitungan</b></div><div style="text-align: justify;">Jasa perbankan turut mempengaruhi besarnya pendapatan nasional. Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:</div><div style="text-align: justify;">1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.</div><div style="text-align: justify;">2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).</div><div style="text-align: justify;">3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Manfaat</b></div><div style="text-align: justify;">Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;">Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Faktor yang mempengaruhi</b></div><div style="text-align: justify;"><i>a. Permintaan dan penawaran agregat </i></div><div style="text-align: justify;">Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.</div><div style="text-align: justify;"><i>b. Konsumsi dan tabungan </i></div><div style="text-align: justify;">Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.</div><div style="text-align: justify;"><i>c. Investasi </i></div><div style="text-align: justify;">Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.</div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7053469682155971917.post-24713253050607973522011-03-28T05:51:00.000-07:002011-04-05T07:26:00.422-07:00Geografis Indonesia<div style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial,Tahoma,Helvetica,FreeSans,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-converted-space">Banyaknya </span>pulau akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat banyak. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangnya sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar Internasional. Dan dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulaun tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui industri pariwisata.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Tetapi kenyataan itu juga dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika sumber daya yang ada di setiap pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Demikian pula juga jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia tersebut dari pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya. Dipihak lain, banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia tersebut. Strategi berwawasan ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya sudah cukup tepat untuk mengatasi ini.<br />
Kedua<b> </b>adalah, bahwa Indonesia hanya mengenal dua musim. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan indusri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan demikian diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.<br />
Ketiga<b><span class="Apple-converted-space"> </span></b>adalah, negara Indonesia kaya akan bahan tambang, dan seperti setelah sejarah buktikan, salah satu jenis tambang kita, yakni minyak bumi pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi kita 'berani' ditetapkan sebesar 7,5% (masa Repelita II ). Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa negara. </div><div style="text-align: justify;">Keempat<span class="Apple-converted-space"> </span>adalah, bahwa wilayah Indonesia menempati posisis yang sangat strategis, terletak diantara dua benua dan benua samudra dengan segala perkembangannya. Sejak sebelum kemerdekaan -pun Indonesia telah menjadi tempat singgah dan transaksi antar kedua benua dan benua-benua lainnya. Dengan letak yang sangat strategis tersebut kita harus dapat memanfaatkannya, sedemikian rupa sehingga lalu lintas ekonomi yang terjadi, akan singgah dan membawa dampak positif bagi kebaikan perekonomian Indonesia. Yang perlu dilakukan tentunya mempersiapkan segala sesuatu, seperti sarana telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, udara serta infrastruktur lainnya.</div></span></div>Elyan5ahttp://www.blogger.com/profile/01564999390610777982noreply@blogger.com0